• Beranda
  • Berita
  • Polisi duga mahasiswa pascasarjana UNM tewas terjatuh

Polisi duga mahasiswa pascasarjana UNM tewas terjatuh

13 April 2015 20:28 WIB
Polisi duga mahasiswa pascasarjana UNM tewas terjatuh
Tim SAR Universitas Negeri Makassar (UNM), mengevakuasi jenazah di Gedung Rektorat UNM, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/4). Mahasiwa Pascasarjana Sastra Inggris, Ashari Nurdin (33) ditemukan tewas di balkon lantai enam Gedung Rektorat UNM, diperkirakan meninggal sejak dua hari lalu dan penyebab kematiannya masih dalam penyelidikan polisi. (ANTARA FOTO/Sahrul Manda TikuPadang)
Makassar (ANTARA News) - Polisi menduga mahasiswa pascasarjana yang ditemukan tewas di balkon lantai lima sayap kanan gedung Menara Phinisi Universitas Negeri Makassar, Sulsel akibat terjatuh.

"Sementara dilakukan penyelidikan dan dugaan sementara kemungkinannya korban terjatuh dari lantai atas gedung ini, namun belum bisa dipastikan," kata Panit Khusus Polsek Rapocini Iptu Saharuddin di Makassar, Senin.

Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi penemuan mayat yang terhimpit di sela pembuangan udara tersebut oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sulselbar ditemukan beberapa kemungkinan yang bisa terjadi.

Tim terus mencari dan mengumpulkan fakta di TKP untuk memastikan apakah korban meninggal terjatuh atau ada kemungkinan lain.

Dalam olah TKP tersebut polisi menemukan beberapa helai rambut menempel di pembuangan udara.

Selanjutnya, polisi juga menemukan darah yang mulai mengering berada di sela pembuangan udara tersebut.

Selang pembuangan agak membengkok kemudian menandai letak ponsel dan sandal yang ditemukan tidak jauh dari tubuh korban.

Tim kemudian kembali menganalisa dan lalu naik ke lantai 17 gedung tersebut guna memastikan apakah terjatuh atau ada kemungkinan lain.

Sesuai identitas korban diketahui bernama Ashary Nurdin (33), mahasiswa pascasarjana Fakuktas Pendidikan Bahasa Inggris UNM tinggal di BTN Dewi Kumalasri Blok AD 1/ 14 Makassar.

Pria kelahiran Ujungpandang 14 November 1982 itu merupakan anak pertama dari empat bersudara, alumnus UNM Fakultas Sastra Inggris dan juga Alumnus Universitas Hasanuddin.

Ditemukan pula dompet berisi dua buah SIM, kartu mahasiswa, beberapa uang pecahan Rp50 ribu dan Rp100 ribu serta telepon genggam berada tidak jauh dari tubuhnya.

Mayat korban tersebut pertama kali ditemukan Sandre, Kasubag Kepegawaian yang kemudian disampaikan kepada Abdul Kadir, satpam kampus setempat untuk mengecek sekitar pukul 13.30 WITA apakah sedang tidur atau meninggal.

Setelah dicek kondisinya, ternyata sudah tidak bernyawa dengan kondisi sudah mulai membusuk dan membengkak, diduga meninggalnya sudah beberapa hari.

Abdul Kadir bersama rekannya Baso selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke kantor Polisi Sektor Rappocini sekitar pukul 14.50 WITA.

Polisi tiba dilokasi kejadian menyebutkan kondisi tubuh korban pada bagian kepala dan mulut masih mengeluarkan darah, kedua kaki mengalami patah tulang dan tubuh membengkak dan berbau.

Jenazahnya kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bayangkara untuk dilakukan autopsi guna mencari dan mendukung fakta kejadian.

Pihak keluarga terlihat "shock" dan masih menunggu hasil dari pihak kepolisian.

Sebelumnya korban telah dinyatakan hilang oleh pihak keluarga dan memasukkan almarhum ke koran setempat agar mempermudah pencarian, namun kenyataan berbicara lain, korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa. 

Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015