"Sebenarnya, alasan kekurangan berat badan-- didefenisikan dengan indeks massa tubuh di bawah 20-- di usia pertengahan berhubungan dengan demensia masih belum jelas dan membutuhkan penelitian lanjutan," kata salah satu penulis studi dari Dr. Nawab Qizilbash.
Sekalipun begitu, dia berpeskulasi bahwa sejumlah faktor semisal diet, olahraga, kekurangan vitamin D mungkin memainkan peran dalam hal ini.
Untuk sampai pada kesimpulan ini, para peneliti menganalisa data dari hampir dua juta orang berusia 40 tahun dan lebih tua di Inggris.
Pada permulaan studi, tak ada satupun para partisipan terdiagnosa demensia.
Namun, setelah 20 tahun, sekitar 46 ribu orang terdiagnosa demensia.
Temuan studi juga memperlihatkan hal mengejutkan. Partisipan yang mengalami kelebihan berat badan di usia pertengahan justru terlindungi kesehatan otaknya.
Peneliti mengatakan, orang yang memiliki indeks massa tubuh 40 atau lebih, 29 persen lebih rendah berisiko mengembangkan demensia dibandingkan mereka yang kekurangan berat badan.
"Orang yang mengalami obesitas di usia pertengahan terlihat tak berisiko lebih tinggi menderita demensia saat usia senja," kata Qizilbastold pada LiveScience.
Dia mengatakan, penelitian lanjutan diperlukan untuk menentukan bagaimana pengaruh berat badan pada risiko tipe demensia berbeda seperti Alzheimer dan penyakit pembuluh darah.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015