• Beranda
  • Berita
  • Air kawasan kumuh Bekasi terkontaminasi limbah rumah tangga

Air kawasan kumuh Bekasi terkontaminasi limbah rumah tangga

14 April 2015 05:32 WIB
Air kawasan kumuh Bekasi terkontaminasi limbah rumah tangga
Ilustrasi. Kran Air Siap Minum. Pengunjung sedang meminum air di Kran Air Bersih Siap Minum di Kebun Binatang Surabaya (KBS) Jawa Timur, Minggu (5/4). Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya meluncurkan 2 titik Kran Air Siap Minum (KSAM) di area Taman Satwa tersebut merupakan salah satu Corporate Social Responsibilty (CSR) dari Bank Mandiri yang bekerja sama dengan PDAM Surya Sembada sebagai bentuk perhatian kepada PD. Taman Satwa Kebun Binatang Suabaya. (ANTARA FOTO/Salan Kurniawan)
Bekasi (ANTARA News) - Dinas Bangunan dan Pemukiman Kota Bekasi, Jawa Barat, memastikan pasokan air ke sejumlah kawasan kumuh di wilayah setempat tidak layak konsumsi karena telah tercemar limbah domestik.

"Total permukiman kumuh di Kota Bekasi ada 34 kawasan. Mayoritas ada di pemukiman padat penduduk," kata Kabid Permukiman pada Dinas Bangunan dam Permukiman Kota Bekasi Effendi Arif di Bekasi, Senin.

Menurutnya, limbah domestik tersebut bersumber dari pembuangan sampah rumah tangga yang mencemari sumber air bersih warga.

"Bahkan tidak jarang limbah tersebut beracun dan berbahaya kalau dikonsumsi," katanya.

Menurutnya, pencemaran itu terjadi akibat pola hidup masyarakat sekitar yang tidak baik dan jarang membersihkan lingkungannya.

"Aturan drainase dan pengelolaan sampah sementara di lokasi itu tidak dilaksanakan dengan baik," katanya.

Menurut dia, sejumlah wilayah di Kecamatan Bekasi Utara dan Kecamatan Medansatria yang berpenduduk yang relatif tinggi merupakan kawasan kumuh dengan pasokan air yang tidak sehat.

"Kami pernah cek ke lokasi permukiman di Medansatria, ternyata memang sudah tidak ideal kawasan itu. Baunya sangat menyengat apabila kita kunjungi daerah-daerah tersebut," katanya.

"Tidak sedikit warga yang terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015