• Beranda
  • Berita
  • Mahasiswa UMY raih penghargaan pada Harvard WMUN

Mahasiswa UMY raih penghargaan pada Harvard WMUN

14 April 2015 23:05 WIB
Mahasiswa UMY raih penghargaan pada Harvard WMUN
ilustrasi Peringatan Hari Kanker Sedunia Relawan dari Masyarakat Peduli Kanker Sumatera Utara, memegang stiker yang akan dibagikan kepada pengguna jalan ketika memperingati Hari Kanker Sedunia di Medan, Sumut, Rabu (4/2). (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ahmad Jawwad, Asep Suryana, dan Andi Amitya Resti Dwiyanti meraih penghargaan kategori Social Venture Challenge Resolution Project pada ajang "24th Harvard World Model United Nation 2015".

"Kegiatan itu dilaksanakan di Korea International Exhibition Center (Intex), Seoul, Korea Selatan. Acara tahunan yang diselenggarakan Harvard University itu mempertemukan delegasi mahasiswa dari seluruh universitas di dunia," kata ketua tim mahasiswa UMY Ahmad Jawwad di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, ada dua kategori perlombaan yakni Social Venture Challenge Resolution Project dan Simulasi Sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dari dua kategori perlombaan itu hanya ada tiga delegasi asal Indonesia yang meraih penghargaan terbaik.

"Tiga delegasi itu adalah UMY di posisi pertama pada kategori Social Venture Challenge Resolution Project disusul Djarum Foundation, dan Universitas Indonesia (UI) pada kategori Simulasi Sidang PBB," katanya.

Ia mengatakan Social Venture Challenge merupakan kategori kompetisi di mana para pemuda atau mahasiswa dari seluruh dunia yang ikut pada ajang WMUN 2015 tersebut diharuskan untuk menyampaikan proyek-proyek sosial di negaranya masing-masing.

"Proyek sosial yang kami ajukan dan berhasil meraih penghargaan dalam ajang tersebut berupa proyek CancerCARE. CancerCARE merupakan proyek kepedulian sosial," katanya.

Dalam proyek itu pihaknya ingin menambah pengetahuan dan menyadarkan masyarakat umum untuk lebih peduli pada penderita kanker khususnya anak-anak.

"Kalau diperhatikan, anak-anak penderita kanker itu tingkat sosialnya rendah dan minder. Untuk itu kami mengajukan proyek tersebut," katanya.

Menurut dia, pihaknya sempat kaget dan tidak percaya karena timnya dinyatakan berhasil meraih penghargaan sebagai delegasi terbaik karena untuk bisa mengikuti ajang tersebut tidak mudah.

"Kami harus melewati beberapa tes seleksi. Setelah dinyatakan maju ke babak semifinal dan final, kami diharuskan melakukan presentasi di hadapan juri serta delegasi dari universitas-universitas di dunia yang ikut pada ajang tersebut," katanya.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015