Pekan lalu, dia bersama putranya pergi ke Solo untuk menyaksikan ketoprak.
"Saya ajak nonton saja, yang penting dia tahu ada banyak jenis pertunjukan,"ujar Iga pada Antara News usai peresmian Sekolah Musik Tradisional Gratis di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta, Kamis (16/4) malam.
Iga ingin menumbuhkan ketertarikan anaknya terhadap budaya Tanah Air lewat kebiasaan menonton pertunjukan seni dan musik tradisional bersama.
Pelantun lagu "Kasmaran" itu tidak memaksa anaknya mempelajari alat musik tradisional, hanya berusaha mengenalkan sebanyak mungkin jenis musik tradisional.
"Kalau dia penasaran dan banyak bertanya, saya anggap usaha ini berhasil. Dia bilang, 'oh ketoprak bukan hanya makanan ya'," kata perempuan berkerudung itu.
Iga berpendapat musik tradisional punya potensi untuk sukses di industri musik. Dia mencontohkan musik tradisional India yang telah dikenal dunia dan mempengaruhi berbagai karya musisi terkemuka.
"Kalau ada bunyi tabla (perkusi India), kita tahu itu India punya," ujar anggota grup vokal 5 Wanita bersama dengan Rieka Roeslan, Nina Tamam, Andien, dan Yuni Shara itu.
Namun, menurut dia, para pelaku seni musik tradisional Indonesia masih punya pekerjaan rumah untuk menggaungkan karyanya agar bisa didengar di banyak tempat.
"Teman-teman musik tradisi yang masuk industri harus peka dengan teknologi, manfaatkan media sosial," ujar Iga, Ketua Bidang Pengembangan Musik Tradisi di Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PPAPPRI).
Selain itu, lanjut dia, mengawinkan musik tradisi dengan musik modern yang sedang digandrungi bisa dilakukan untuk menarik perhatian generasi muda.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015