"Kita lakukan pendekatan agar perempuan Indonesia tidak malu atau takut memeriksa kesehatan secara dini dan rutin," kata salah satu anggota Oase, Hanifah Husein Ferry di Jakarta, Senin.
Hanafiah menganggap peranan PKK dan Puskesmas efektif menggerakkan sosialisasi pencegahan penyakit yang merusak daya tahan tubuh itu.
Ia mengungkapkan seorang wanita memiliki waktu dua hingga lima tahun untuk memeriksa perkembangan kanker serviks sebelum menyerang tubuh.
Dengan pencegahan dan deteksi dini, menurut istri Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan itu maka seorang penderita Kanker Serviks memiliki waktu untuk pengobatan.
Hanifah juga menyebutkan masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan biaya pengobatan gratis dengan fasilitas Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Pemeriksaan deteksi dini Kanker Serviks dapat diupayakan melalui uji medis Inspeksi Visual menggunakan Asam Asetat (IVA test).
Hanifah menjelaskan IVA test memiliki keunggulan dibanding dengan pemeriksaan "Pap Smear" karena tingkat akurasi lebih tinggi.
"IVA test lebih sederhana dan murah dibanding Pap Smear bahkan biayanya lebih terjangkau hingga dapat diperiksa di Puskesmas," ujarnya.
Guna menjalankan "Gerakan Pencegahan Dini Kanker Serviks" di seluruh Indonesia dalam rangka Hari Kartini, Hanifah akan menggelar "teleconference" bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo secara serentak pada 11 provinsi, Selasa (21/4).
Sebanyak 11 provinsi yang akan menggelar telekonferensi yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, NTT dan Sulawesi Selatan, serta seluruh provinsi di Pulau Jawa.
(T.T014)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015