• Beranda
  • Berita
  • DKI targetkan pembebasan 159 titik lahan untuk RTH

DKI targetkan pembebasan 159 titik lahan untuk RTH

27 April 2015 12:34 WIB
DKI targetkan pembebasan 159 titik lahan untuk RTH
Ruang Terbuka Hijau Di Ibu Kota. Foto aerial Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (8/1). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya mampu menambah ruang terbuka hijau (RTH) rata-rata 50 hektar per tahun, padahal untuk mencapai target 30 persen luas Jakarta berupa RTH pada 2030 diperlukan perlu penambahan 250 hektar per tahun. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI menargetkan pembebasan sebanyak 159 titik lahan di wilayah ibukota pada tahun ini.

"Tahun ini, ada sekitar 159 titik lahan tersebar di wilayah Kota Jakarta yang ingin kita bebaskan guna menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH)," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Nandar Sunandar di Jakarta, Senin.

Menurut dia, mayoritas lahan yang akan dibebaskan itu terletak di wilayah Jakarta Timur, mengingat wilayah tersebut memiliki 28 persen dari total luas wilayah keseluruhan DKI Jakarta.

"Lahan yang mau kita bebaskan itu paling banyak di Jakarta Timur karena wilayahnya paling luas. Tapi, ada juga di Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara," ujar Nandar.

Dia menuturkan pembebasan lahan pada tahun ini akan dilakukan melalui proses pemeriksaan di lapangan atau legal aspek untuk memastikan bahwa lahan yang akan dibeli tidak bersengketa.

"Selain itu, pembelian juga akan menggunakan sistem gelondongan sehingga apabila pembelian lahan batal dilakukan di suatu area, maka akan langsung dipindahkan di area lainnya," tutur Nandar.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan pihaknya akan melakukan penyesuaian terkait anggaran pembelian lahan yang berkurang pada tahun ini, yaitu dari rencana awal sebesar Rp3,1 triliun menjadi Rp2,3 triliun.

"Anggarannya berkurang, dari Rp3,1 triliun menjadi Rp2,3 triliun. Artinya, ada pengurangan sebesar Rp800 miliar yang harus kita sesuaikan," ungkap Nandar.

Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015