• Beranda
  • Berita
  • Mendikbud: Hardiknas momentum gerakan bangun generasi Pancasila

Mendikbud: Hardiknas momentum gerakan bangun generasi Pancasila

2 Mei 2015 15:35 WIB
Sawahlunto (ANTARA News) - Hari Pendidikan Nasional menjadi momentum mengenang dan merefleksikan gagasan Ki Hajar Dewantara memunculkan gerakan untuk membangun generasi berkarakter Pancasila, kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan.

Hal itu isi sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, yang dibacakan Wali Kota Sawahlunto, Sumatera Barat (Sumbar), Ali Yusuf, pada upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di Lapangan Ombilin, Sabtu, yang diikuti oleh para guru utusan seluruh sekolah yang ada di kota itu, korps Aparatur Sipil Negara (ASN) serta utusan pelajar sejumlah sekolah mulai tingkat dasar sampai menengah atas.

Ia mengatakan, karakter Pancasila tersebut diyakini bisa membentuk satu generasi yang tak hanya punya jiwa kepemimpinan, tapi juga insan beriman dan diharapkan mampu menjadi sebuah ikhtiar dalam mengembalikan kesadaran akan pentingnya Pancasila.

"Ki Hajar Dewantara telah berhasil menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan untuk belajar melalui cipta kata Taman yang terdiri dari tiga komponen bersinergi dengan baik, yakni guru, murid, dan orangtua," katanya.

Menurut dia, cipta kata itu digunakannya saat mendirikan Perguruan Taman Siswa, yakni lembaga pendidikan yang dibuka untuk pribumi atau rakyat jelata agar mereka bisa memperoleh pendidikan seperti priyayi atau orang Belanda pada masa itu.

"Sebagai negara merdeka, Bangsa Indonesia terus mengupayakan peningkatan mutu pendidikan dari generasi ke generasi dan akan berupaya memastikan setiap warga negara mendapatkan pendidikan yang layak seperti yang diamantkan UNdang-Undang Dasar 1945," katanya.

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap 2 Mei, bertepatan dengan hari lahirnya Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia.

Beliau dikenal sebagai sosok yang berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan.

Kritikan dan sikap tegasnya tersebut menyebabkan ia diasingkan oleh penjajah kolonial sampai ke negeri Belanda, dan kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa setelah kembali ke Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan dan filosofinya, Tut Wuri Handayani, digunakan sebagai semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia.

Ia wafat pada tanggal 26 April 1959, untuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan di Indonesia, pemerintah menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015