Bogor (ANTARA News) - Sebanyak 23 mahasiswa perguruan tinggi asal Kanada The University of British Columbia (UBC) mengikuti kegiatan kursus musim panas mempelajari dan meneliti pengembangan ekonomi masyarakat Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang berada di lingkar kampus IPB.Program kursus musim panas ini berlangsung selama satu bulan, selain mengikuti perkuliahan di kampus IPB, mereka juga akan tinggal di perkampungan lingkar kampus, mempelajari metodelogi pembangunan bidang ekonomi."
"Program kursus musim panas ini berlangsung selama satu bulan, selain mengikuti perkuliahan di kampus IPB, mereka juga akan tinggal di perkampungan lingkar kampus, mempelajari metodelogi pembangunan bidang ekonomi," kata Nunung Nuryantono Direktur Pascasarjana Ilmu Ekonomi, IPB, di sela-sela penyambutan kehadiran mahasiswa Universitas of British Columbia, Kampus IPB Dramaga, Senin.
Nunung menjelaskan, program kursus musim panas (summer course) merupakan yang kedua kalinya dilakukan University of British Columbia, dimana tahun lalu mereka juga mengirimkan sejumlah mahasiswanya baik yang strata satu maupun pascasarjana untuk mengikuti pelajaran di IPB dan praktik lapangan di Gunung Walat.
"Ini merupakan program kerja sama lanjutan antara IPB dan University of British Columbia di bidang pendidikan, selain pertukaran pelajar, juga pertukaran tenaga pendidikan," katanya.
Ia mengatakan kerja sama pendidikan antara IPB dan UBC telah berlangsung cukup lama mulai 1990 an. Kerja sama tersebut sempat vakum, sehingga kedua pihak sepakat untuk membangun kembali kerja sama pendidikan lewat program "summer course".
"Pada perkuliahan ini mahasiswa akan mengevaluasi proyek pemberdayaan ekonomi masyarakat lingkar kampus IPB. Mereka akan membawa model percontohan pengembangan masyarakat lingkar kampus ke UBC," kata Nunung.
Nunung menambahkan, sebagai timbal balik dari kerja sama pendidikan ini, IPB belum berkesempatan mengirim mahasiswa untuk mengikuti "summer course" di UBC Kanada, namun akan diawali dengan kehadiran dirinya sebagai dosen tamu di perguruan tinggi tersebut.
"Mulai September tahun ini, saya akan menjadi dosen tamu di UBC," katanya.
Sementara itu, Chris P.A Bennett asisten profesor yang mendampingi para siswa mengatakan, ada dua tujuan yang dihasilkan dalam kegiatan "summer course" di IPB yakni pertama mempelajari sistem dan metodelogi mengevaluasi sebuah proyek pembangunan
Tujuan kedua adalah menjalani aplikasi dari metodelogi yang dipelajari dari kampus ke lapangan. Meninjau dan menilai pelaksanaan pendampingan pembangunan masyarakat lingkar kampus IPB khususnya masyarakat tani.
"Selama satu bulan, setiap harinya dari Senin sampai Jumat, mahasiswa UBC akan mengikuti pendidikan di IPB, minggu pertama dan kedua mempelajari teori, dan ketiga serta keempat langsung praktik di lapangan," katanya.
Menurut Bennett, program kursus singkat musim panas ini sangat bermanfaat bagi peserta didiknya. Program tersebut dimulai pasca-perkuliahan, dimana selain mempelajari teori juga praktik di lapangan.
"Yang pasti mahasiswa kami akan mendapatkan pengalaman tersediri, tidak saja ilmu dari perkuliahan tetapi belajar budaya masyarakat setempat," katanya.
Ia mengharapkan program kerja sama ini akan dibalas oleh IPB dengan kunjungan serupa mengirimkan mahasiswanya ke UBC, Kanada untuk mempelajari hal yang sama seperti yang telah mereka laksanakan.
"Kami melakukan ini bukan karena Indonesia sebagai negara berkembang, tetapi kami menerapkan prinsip slogan Jawa "Sumonsong Melu Handar Beni" atau mahasiswa UBC merasa ikut memiliki," katanya.
Kedatangan 23 mahasiswa UBC didampingi dua orang guru pendamping mereka disambut oleh Wakil Rektor IPB bidang Riset dan Kerja Sama Prof Anas Mifta Fauzi yang menyambut baik kedatangan mereka.
Menurut Anas, IPB memiliki program pendampingan dan pengembangan masyarakat lingkar kampus diantaranya budi daya jambu kristal, dimana mulai dari penanaman, hingga pengelolaan tampilan agar dapat dipasarkan ke super market, serta budi daya Pepaya Calina yang di pasaran disebut Pepaya California.
Terry salah satu mahasiswa UBC menyampaikan keinginannya untuk mengikuti program kursus musim panas di IPB dengan harapan dapat memperoleh pengalaman, bertukar ilmu dan mengenal budaya setempat.
"Saya sangat tertarik untuk mengikuti program ini, karena selain belajar langsung tentang riset pengembangan masyarakat, juga mengenal budayanya," kata Terry dalam Bahasa Inggris.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015