Padang (ANTARA News) - Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman RI mengajak warga kampus membahas tentang segala hal mengenai "Indian Ocean Rim Association (IORA)" pada acara Kuliah Umum di Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumtera Barat (Sumbar).Akademisi dan kampus menjadi salah satu prioritas dalam IORA, untuk itu dukungan dari warga perguruan tinggi amat membantu terwujudnya tujuan tersebut,"
"Akademisi dan kampus menjadi salah satu prioritas dalam IORA, untuk itu dukungan dari warga perguruan tinggi amat membantu terwujudnya tujuan tersebut," kata Deputi Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Arief Havas Oegroseno, di Padang, Rabu.
Dia mengatakan bahwa para akademisi dan mahasiswa memiliki peranan strategis dalam mengembangkan sumber daya dalam bidang maritim.
Menurutnya melalui berbagai upaya penelitian dan riset tentang berbagai sumber daya maritim.
Seperti dalam bidang perikanan, pantai, nelayan hingga pertahanan laut, imbuhnya.
Sumbangsih ini, kata Arief akan bermanfaat dalam hal pengetahuan bagi pemangku kebijakan atau pemerintah.
Dia mencontohkan penelitian terhadap terumbu karang yang implementasinya di masa depan yaitu proses reklamasi di beberapa lahan yang rusak.
Seperti yang dilakukan oleh negara Tiongkok di perairan Laut China Selatan, imbuhnya.
"Warga kampus juga dapat membentuk forum diskusi untuk mengkaji beragam persoalan tentang dunia maritim," ujarnya.
Meskipun saat ini katanya telah banyak, namun penambahan forum diskusi tersebut dapat lebih banyak mendapatkan solusi dari persoalan kelautan.
"Berkat adanya berbagai forum ini juga Provinsi Sumbar akan menjadi tuan rumah IORA tahun ini," katanya.
Hal ini menandakan bahwa adanya kepedulian dan perhatian dari masyarakat Sumbar tentang persoalan kemaritiman.
Khususnya persoalan kemaritiman bagi negara yang berada di sekitar Samudera Hindia tersebut, ujarnya.
Sementara itu salah seorang peserta kuliah umum tersebut, Basri berujar bahwa bukan hanya ajakan saja yang harus dilakukan Kemenko Maritim.
Menurutnya perlu ada bukti dan implementasi di Lapangan bahwa Kemenko Maritim konsen terhadap persoalan laut di Sumatera bagian barat tersebut.
Dia memberi contoh di pulau Mentawai Sumbar, masih banyak kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal.
Namun pada pengawasannya cukup lemah dengan menggunakan peralatan yang jauh di bawah standar.
Bahkan, katanya, patroli pengamannya pun masih kalah dari peralatan yang dimiliki kapal asing tersebut.
Dia berharap adanya ajakan ini dapat menyadarkan masyarakat bahwa persoalan maritim merupakan sesuatu yang penting menjadi kajian dan bermanfaat untuk hajat hidup rakyat Indonesia, imbuhnya.
Pewarta: M R Denya Utama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015