Pemanis buatan bisa picu nafsu makan berlebih

7 Mei 2015 21:33 WIB
Pemanis buatan bisa picu nafsu makan berlebih
ilustrasi Peserta merangkai buah yang dilombakan pada Gerakan Makan Buah di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (30/4). Kementerian Pertanian mendorong warga untuk makan buah karena tingkat konsumsi buah di Indonesia masih rata-rata sebesar 34 kilogram per kapita per tahun, jauh berada di bawah standar Food Agriculture Organisation (FAO) sebanyak 73 kilogram per kapita per tahun. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Jakarta (ANTARA News) - Pemanis buatan atau fruktosa dalam minuman bisa memicu seseorang mengonsumsi lebih banyak makanan berkalori, menurut sebuah studi dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Dalam studi itu, para peneliti memberikan pemanis yang mengandung fruktosa sekitar 75 gram pada 24 orang partisipan. Lalu di hari berikutnya, peneliti memberikan glukosa dalam jumlah yang sama pada minuman partisipan.

Selama studi, para peneliti juga meminta partisipan mengukur seberapa lapar mereka dan berapa banyak ingin mengonsumsi makanan saat diperlihatkan foto-foto makanan seperti permen, kue, pizza dan burger.

Setelah mengonsumsi fruktosa, partisipan dilaporkan merasa lebih lapar dan berkeinginan lebih besar mengonsumsi makanan yang diperlihatkan dalam foto dibandingkan saat mereka mengonsumsi glukosa.

"Tak seperti glukosa, fruktosa gagal menstimulasi hormon seperti insulin, yang berperan memberikan sinyal kenyang pada otak. Oleh karena itu, setelah mengonsumsi fruktosa, otak tak menerima sinyal kenyang," ungkap penulis studi sekaligus asisten professor kedokteran klinis dari University of Southern California, Dr. Kathleen A. Page.

Di samping itu, para peneliti juga menemukan level insulin para partisipan lebih rendah secara signifikan setelah mengonsumsi fruktosa, dibandingkan glukosa. Hal inilah yang bisa menjelaskan terjadinya perbedaan respon partisipan terhadap makanan.

Fruktosa dan glukosa memiliki kandungan kalori yang sama. Namun, masing-masing dimetabolisme oleh tubuh secara berbeda. Glukosa digunakan untuk menghasilkan energy bagi tubuh termasuk otak dan merupakan komponen gula utama dalam darah.

Sementara fruktosa dimetabolisme oleh hati dan sangat sedikit yang beredar dalam darah. Demikian seperti dilansir LiveScience.

Penerjemah:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015