Menurut Dr. Trevino A. Pakashi, MS, PhD, dari Kedokteran Komunitas Universitas Indonesia, anemia pada balita juga bisa disebabkan karena infeksi atau cacing.
"Selain kekurangan asupan mikronutrien, anemia juga bisa terjadi karena infeksi atau cacingan. Sebagian kecilnya juga disebabkan oleh penyakit genetik seperti thalasemia," ujar Trevino di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan, anemia berdampak negatif pada balita, di antaranya menurunkan kemampuan kognitif anak dan memudahkan anak terkena infeksi.
"Anemia memiliki sejumlah dampak negatif seperti penurunan kognitif dan anak mudah terkena infeksi," kata Trevino.
Merujuk pada Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, diketahui, prevalensi anemia pada balita terutama usia 12-59 bulan ialah sebesar 28,1 persen. Hal ini berarti, anemia mengintai satu dari empat balita.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015