"Mereka adalah anggota paduan suara yang berasal dari siswa sekolah dasar dan sekolah menengah, mahasiswa, karang taruna, PKK, organisasi pemuda, dan Kelompok Paduan Suara Tionghoa," kata Ketua Panitia Aubade Pancasila Surono di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, peserta paduan suara itu sangat beragam, mulai umur delapan tahun hingga 80 tahun dan berasal dari DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Kegiatan yang diselenggarakan pada Hari Kebangkitan Nasional itu bertujuan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme, membangun karakter, dan kemandirian bangsa di kalangan generasi muda. Kami ingin mengaktualisasikan semangat bersatu melalui lagu nasional dan perjuangan," katanya.
Ia mengatakan kegiatan itu juga akan diisi orasi budaya oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dan Gubernur DIY Sri Sultan HB X.
Konduktor Priyo Dwiardo mengatakan aubade akan menyanyikan enam lagu yakni lagu Yogyakarta Istimewa, Aku Anak Indonesia, Mars Ki Hadjar Dewantara, Pahlwan Tanpa Tanda Jasa, Bendera, Negeriku, dan Indonesia Jaya.
"Keenam lagu tersebut akan dinyanyikan mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 17.45 WIB. Kami menyambut baik pelaksanaan aubade yang digagas Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM itu," katanya.
Menurut dia, generasi muda dan tenaga pendidik belakangan ini jarang dikenalkan dengan lagu-lagu perjuangan. Lagu-lagu perjuangan seolah tenggelam karena beratnya beban kurikulum.
"Menyanyikan lagu perjuangan tidak sekadar hapal tetapi juga harus bisa menyanyikan lagu tersebut sesuai dengan notasi musik," katanya.
Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015