Jakarta (ANTARA News) - Perpustakaan Nasional saat ini menyimpan sekitar 10 ribu naskah untuk diajukan sebagai bagian dari Warisan Ingatan Dunia atau Memory of the World (MoW).... itu belum menggambarkan keseluruhan naskah yang ada di Indonesia. Masih ada naskah yang tersebar di masyarakat, di dalam dan luar negeri...
"Saat ini Perpustakaan Nasional menyimpan 10.000 lebih naskah (kuno) dalam bentuk daun lontar, kulit binatang. Sebagian besar naskah itu layak diajukan sebagai MoW," ujar Kepala Perpustakaan Nasional, Sri Sularsih, di Jakarta, Senin.
Menurut Sularsih, jumlah naskah yang terkumpul itu belum mencakup keseluruhan naskah yang ada di Indonesia.
"Jumlah naskah itu belum menggambarkan keseluruhan naskah yang ada di Indonesia. Masih ada naskah yang tersebar di masyarakat, di dalam dan luar negeri," kata dia.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Nasional MoW Indonesia untuk UNESCO, Bambang Subiyanto, mengatakan, saat ini pihaknya tengah menanti keputusan UNESCO untuk menjadikan arsip Konferensi Asia Afrika (KAA) sebagai MoW.
"Sejak 2013 akhir kami usulkan. Pada 2015 awal, kami lengkapi sesuai permintaan UNESCO, yakni dukungan dari lima negara inisator KAA, termasuk Indonesia. Akhirnya kami mendapatkan dukungan. Mudah-mudahan tahun ini kami mendapat piagamnya," kata dia.
Selain arsip KAA, lanjut Bambang, Indonesia juga akan mengajukan arsip mengenai Gerakan Non Blok.
Saat ini, sejumlah arsip Indonesia yang telah diterima di dalam MoW, antara lain: Arsip VOC (2003) yang merupakan usulan Belanda bersama empat negara lain termasuk Indonesia, yaitu karya agung I La Galigo (2011), Babad Dipanegara (2013), dan Negarakertagama (2013).
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015