Umat Buddha dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara melantunkan doa-doa, membaca parita dan sutra dengan iringan berbagai alat musik tabuh dalam kegiatan persembahyangan tersebut.
Dipimpin oleh para biksu, mereka melakukan ritual doa di tenda-tenda sesuai dengan majelis sangha Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) masing-masing.
Panitia Perayaan Tri Suci Waisak 2015 menyiapkan puluhan tempat di bawah tenda besar yang mengelilingi pelataran Candi Mendut untuk mereka yang melakukan ritual doa dan mendengarkan kotbah para pemimpin majelis sangha.
Umat Buddha memperingati Tri Suci Waisak untuk mengenang tiga peristiwa penting yakni kelahiran Sidharta Gautama, saat Sang Buddha mencapai penerangan sempurna, dan mangkatnya Sang Buddha Gautama.
Pada puncak acara Tri Suci Waisak pada Selasa pukul 23.18.43 WIB, bertepatan dengan bulan purnama, umat Buddha akan bermeditasi di pelataran Candi Borobudur.
Anggota Panitia Pengarah Waisak Nasional 2015 Walubi Biksu Pabhakaro Mahathera mengatakan perayaan Waisak merupakan momentum bagi umat untuk merefleksikan kehidupan dan memperkuat kesadaran akan hakikat kebuddhaan dalam diri masing-masing.
"Segenap umat untuk mengedepankan rasa cinta kasih murni sebagai landasan berpikir, berucap, dan berbuat," katanya.
Ia berharap Waisak bisa membawa umat mencapai kebahagiaan, kedamaian, dan keharmonisan dengan sesama makhluk.
Selain umat Buddha, masyarakat umum juga mendatangi Candi Mendut yang berpayung langit cerah untuk menyaksikan acara perayaan.
Aparat keamanan berjaga-jaga di berbagai tempat di sekitar Candi Mendut untuk memastikan situasi kondusif saat perayaan Tri Suci Waisak dan mengatur lalu lintas kendaraan.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan menghadiri dharmasanti Waisak 2015 di Taman Lumbini, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Selasa malam, sebelum umat Buddha dan para biksu melakukan meditasi detik-detik Waisak.
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015
