Dalam upacara tradisi Sadranan tersebut warga berbondong-bondong menuju ke tempat pemakaman umum di Dukuh Mlambong, Sruni dengan membawa tenong atau tempat berbentuk bundar berisi berbagai jenis makanan khas, nasi bersama lauknya dan buah-buahan.
Warga sebelum menyantap makanan yang dibawa dari rumah tersebut, mereka melakukan doa bersama mendoakan para leluhurnya dengan dipimpin oleh pemuka agama desa setempat.
Warga setelah berdoa bersama mereka klemudian membukan tenong atau tempat makanan yang dibawa dari rumah itu, untuk dimakan bersama-sama. Warga bebas mengambil makanan yang disukai, milik siapapun yang hadir dalam upacara itu.
Hadi Sutarno, salah satu sesepuh masyarakat desa setempat, mengatakan upacara tradisi sadranan tersebut dilaksanakan sudah turun menurun setiap tahun menjelang Ramadhan.
Hadi mengatakan upacara merupakan tradisi yang ditunggu-tunggu oleh warga yang memiliki leluhur atau sanak saudara yang dimakamkan di pemakaman umum tersebut.
Bahkan, sanak saudara yang telah bekerja merantau ke luar daerah maupun luar pulau, banyak yang pulang kampung untuk mengikuti upacara sadranan ini.
"Setiap warga membawa tenong berisi berbagai makanan, dan lainnya untuk dimakan bersama di lokasi upacara. Upacara ini, dari tahun ke tahun semakin meriah dan banyak warga yang mengunjungi desa ini," kata Hadi Sutarno.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015