"Selain itu, festival juga mendorong terciptanya inovasi, aktivitas ekonomi, dan budaya masyarakat dalam usaha untuk mengembangkan jamu dan kuliner sebagai makanan olahan yang menarik dan mempunyai nilai jual bagi wisatawan," katanya di Magelang, Jumat malam.
Ia mengatakan hal tersebut pada pembukaan Festival Jamu dan Kuliner Jateng yang berlangsung pada 5-7 Juni 2015 di Alun-alun Magelang.
Pada festival jamu yang dibuka oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tersebut juga sebagai sarana hiburan bagi masyarakat sekaligus menikmati event atraksi desa wisata di Jateng.
Pembukaan festival jamu tersebut juga dihadiri sejumlah dubes atau atase, antara lain dari Mongolia, Tiongkok, Kuba, Hongaria, USA, Arab Saudi, Kazakstan, Libya, Yaman, Suriname, Inggris, Palestina, dan Finlandia.
Prasetyo yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jateng ini mengatakan kegiatan dalam festival ini, yakni pameran produk jamu dan kuliner berbasis jamu dengan berbagai keanekaragamannya.
Ia menuturkan peserta terdiri atas 33 kabupaten/kota di Jateng, 14 anggota gabungan pengusaha jamu dan pihak swasta terkait. Selanjutnya festival kuliner terdiri atas produk yang dipamerkan makanan dan minuman inovasi jamu.
Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito mengatakan penyelenggaraan festival ini dapat menghidupkan usaha kecil menengah.
"Kalau tamunya banyak seperti ini pedagang warung makan bisa masak nasi hingga empat kali. Even ini sangat strategis dan baik. Jamu tidak bisa disepelekan," katanya.
Pada pembukaan festival tersebut, Gubernur Ganjar Pranowo mengajak tamu undangan khususnya para duta besar atau atase untuk minum jamu bersama-sama yang disediakan oleh panitia.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015