• Beranda
  • Berita
  • AS desak Vatikan untuk bersikap keras terhadap Putin

AS desak Vatikan untuk bersikap keras terhadap Putin

10 Juni 2015 18:51 WIB
AS desak Vatikan untuk bersikap keras terhadap Putin
Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus (Reuters)

Pertemuan ini adalah kesempatan bagi Bapa Suci (Paus Fransiskus) untuk secara pribadi menyuarakan keprihatinannya

Roma (ANTARA News) - Menjelang pertemuan antara Paus Fransiskus dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Amerika Serikat pada Rabu, ada desakan kepada Vatikan untuk bersikap lebih keras terhadap Kremlin terkait keterlibatan negara tersebut dalam konflik di Ukraina.

"Terdapat indikasi bahwa Rusia memang mendukung gerakan separatis di Ukraina dan juga indikasi lain bahwa sejumlah tentara Rusia terlibat dalam konflik di Ukraina," kata Duta Besar Amerika Serikat untuk Vatikan, Ken Hackett.

"Pertemuan ini adalah kesempatan bagi Bapa Suci (Paus Fransiskus) untuk secara pribadi menyuarakan keprihatinannya. Sudah jelas bahwa Paus telah diberitahu mengenai situasi yang terjadi di Ukraina bagian selatan.. jadi dia bukan tidak tahu," kata Hackett.

Pada Februari lalu, Gereja Ortodoks Rusia sempat memuji Paus karena menyatakan bahwa konflik di Ukraina adalah "peperangan antar umat Kristen" tanpa sekalipun menyebut atau mengkritik Moskow.

Gereja Ortodoks Rusia menilai bahwa pernyatan Paus Fransiskus tersebut merupakan penilaian yang berimbang.

Namun beberapa waktu kemudian Vatikan harus mengeluarkan klarifikasi setelah Keuskupan Gereja di Kiev menyatakan bahwa kata-kata Paus "sangat menyakitkan" bagi warga negara Ukraina.

Kiev, dibantu sejumlah negara-negara Barat anggota NATO, mengaku telah mempunyai bukti yang cukup atas tindakan Rusia mengirim pasukan dan persenjataan ke Ukraina demi membantu gerakan separatis di wilayah itu.

Moskow sendiri dengan tegas menolak tuduhan tersebut.

Sementara itu menjelang pertemuannya dengan Paus, Putin meyuarakan keprihatinan atas nasib umat Kristiani di Timur Tengah terutama di Suriah. Persoalan ini diperkirakan akan menjadi salah satu bahasan dalam pertemuan kedua tokoh tersebut.

Mengenai hal itu, Hackett menyatakan bahwa pihaknya tengah menunggu usulan apa yang akan disampaikan Putin untuk melindungi kelompok minoritas di Timur Tengah.

"Saya ingin melihat apakah dia mempunyai usulan konkrit (soal perlundungan kaum Kristiani). Tentu saja usulan itu akan sangat berguna," kata dia.


Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015