"Ketika mengenakan sepatu hak tinggi, otot di sekitar pergelangan kaki terus menerus berkontraksi agar Anda dapat berjalan dan berdiri tegak. Namun, suatu saat Anda membutuhkan kontraksi otot yang lebih lemah agar otot tungkai bawah beradaptasi dengan perubahan alas kaki," kata asisten profesor kinesiologi dan koordinator pelatihan atletik dari UNC Charlotte, Tricia Turner.
Menurut dia, penggunaan sepatu hak tinggi dalam jangka panjang bisa memendekkan otot bagian belakang kaki dan memanjangkan otot depan kaki.
"Perubahan panjang otot ini dapat mengubah kekuatan otot," kata dia.
Turner mengatakan, sepatu hak tinggi dapat menyebabkan masalah karena memaksa kaki ke posisi alami yang tidak stabil.
"Saat mengenakan sneakers atau sepatu datar, kaki diposisikan netral di mana tulang-tulang pergelangan kaki berada di bawah tulang kaki bagian bawah sehingga menciptakan kondisi lebih stabil dan kemungkinan mengalami cedera bisa lebih rendah," kata Turner.
Di samping itu, sepatu hak tinggi juga dapat mengubah cara berjalan seseorang, selain akan merusak ligamen dan saraf yang berujung pada masalah pada kaki dan punggung.
"Perubahan di pergelangan kaki menyebabkan otot-otot di kaki bagian atas kehilangan efisiensi dan kekuatan. Hal ini juga dapat mengubah beban tulang di dalam dan sekitar lutut sehingga dapat menyebabkan cedera," ujar dia.
Kendati begitu, ada beberapa cara untuk meminimalkan risiko cedera dan Turner merekomendasikan kombinasi peregangan dan kekuatan serta pelatihan keseimbangan, demikian laman Universitas North Carolina (UNC), Charlotte.
Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015