"Masyarakat Islam di Ternate sejak ratusan tahun silam memiliki tradis dalam setiap menyambut malam lailatul qadar yang disebut ela-ela. Tradisi ini lah yang kita tampilkan pada festival ela-ela tanggal 13 Juli nanti," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Ternate Anas Conoras di Ternate, Rabu.
Pada festival ela-ela yang telah menjadi kegiatan rutin Pemkot Ternate tersebut di tampilkan ritual penyambutan malam lailatul qadar yang diawali dengan pembacaan doa di Kedaton Kesultanan Ternate selesai pelaksanaan shalat tarawaih di masjid Kesultanan Ternate.
Kegiatan selanjutnya dalam festival ela-ela tersebut, menurut Anas Conoras adalah pembakaran obor yang dalam bahasa daerah Ternate disebut ela-ela oleh wakil dari Kesultanan Ternate dan Pemkot Ternate yang kemudian diikuti oleh seluruh masyarakat, baik yang ada di lingkungan kedaton kesultanan maupun di seluruh wilayah Ternate.
Seluruh warga di Ternate memasang obor di halaman rumah sampai pagi, ada pula warga yang sekaligus membakar damar sehingga hampir seluruh wilayah Ternate tercium aroma harum bau damar, yang umumnya merupakan damar kualitas terbaik dari wilayah Halmahera.
"Masyarakat Ternate membakar obar dan damar pada malam 27 Ramadhan itu karena sesuai keyakinan yang diwariskan sejak ratusan tahun silam, pada malam itu para malaikat turun dari langit dan untuk itu masyarakat menyambutnya dengan cara menerangi kampung menggunakan obor dan mengharumkannya menggunakan damar," katanya.
Untuk menyemarakan festival ela-ela tersebut, Pemkot Ternate menggelar lomba ela-ela antar-kelurahan dengan penilaian dititikberatkan pada kesemarakan obor dan lampion serta partisipasi masyarakat di setiap kelurahan dalam kegiatan itu.
Ia menambahkan, festival ela-ela tersebut telah dijadikan salah satu kegiatan wisata religi di Ternate dalam setiap bulan Ramadhan dan sesuai pengalaman tahun-tahun sebelumnya cukup menarik perhatian wisatawan.
Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015