Rifat menuturkan bahwa saat membawa kendaraan dengan kecepatan 100km/jam dan pengemudi melakukan pengereman mendadak, kendaraan sedikitnya masih belaju bebas ke depan sejauh 60 meter.
Perhitungan tersebut dengan mengindahkan bahwa proses mata mengirimkan kejadian ke otak hingga perintah otak kepada kaki untuk menginjak pedal rem membutuhkan waktu sedikitnya 0,5 hingga 1 detik.
Kemudian saat pedal rem diinjak, mekanisme membutuhkan waktu 0,5 hingga 1 detik untuk menahan putaran roda.
Oleh karena itu, Rifat berdasarkan teori defensive driving menyebutkan jarak aman yang ideal adalah minimal 3 detik.
Penggunaan satuan waktu ketimbang jarak dipilih karena jarak aman tersebut akan sangat menyesuaikan dengan kecepatan kendaraan masing-masing.
Rifat menuturkan cara menghitung jarak aman tersebut, yakni saat tengah berkendara dalam kecepatan konstan pengemudi harus memperhatikan kendaraan di depannya dan mencari obyek statis di tepi jalan seperti pohon, tiang maupun rambu sebagai patokan penghitung.
Saat mobil di depan telah melalui patokan obyek statis tersebut, pengemudi harus berhitung 3 detik, dan saat memasuki detik ketiga kendaraan harus telah berada sejajar dengan obyek statis tadi.
Dengan demikian tercipta jarak 3 detik.
Atau, lanjut Rifat, apabila dengan kecepatan 100 km/jam, yang setiap detiknya kendaraan telah berpindah sejauh 27,7 meter/detik, maka tercipta jarak sekira 83,1 meter.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015