Meulaboh (ANTARA News) - Masyarakat dibantu personel Zeni Tempur (Zipur) TNI hingga Minggu siang masih menyelesaikan kontruksi jembatan bailey untuk menghubungkan kembali jalan lintas barat selatan Aceh yang terputus akibat dihantam banjir.Kontruksi ini diperkirakan tuntas hingga dua hari ke depan karena kita semua di sini bergotong royong."
Suhelmi (48), tokoh masyarakat setempat di Aceh Jaya, Minggu, mengatakan bahwa kontruksi jembatan baja tersebut diperkirakan tuntas dikerjakan oleh tim pemerintah dibantu TNI dan warga dalam dua hingga tiga hari mendatang.
"Kontruksi ini diperkirakan tuntas hingga dua hari ke depan karena kita semua di sini bergotong royong," katanya kepada wartawan.
Jalur transportasi darat menghubungkan Calang (Aceh Jaya) ke Meulaboh (Aceh Barat) dan sebaliknya untuk lintas barat selatan Aceh sempat terputus total akibat ambruknya jembatan dan badan jalan di kawasan Desa Mon Mata, Kecamatan Krung Sabee, Aceh Jaya pada Selasa (15/7) malam.
Akibat terputus jalur transportasi darat tersebut ribuan pemudik Aceh terjebak hingga Rabu (16/7) malam terpaksa menginap di masjid dan rumah penduduk setempat, pemerintah segera membangun jalan darurat meskipun harus antrian panjang kendaraan sekira dua hingga tiga kilometer.
Bina Marga bersama Dinas Pekerjaan Umum Aceh dibantu aparat TNI Kodam Iskandar Muda (IM) langsung membangun jalan darurat, termasuk jembatan konstruksi baja bailey untuk memperlancar kembali jalur transportasi darat warga untuk mudik dan balik Idul Fitri 1436 Hijriah.
"Untuk saat ini jalan lintas utama pantai barat selatan khususnya di Desa Mon Mata tetap dapat dilintasi dengan mengunakan jalur alternatif dengan sistem buka tutup yang diatur oleh masyarakat," ujarnya.
Pembuatan jembatan bailey sepanjang sekira 12 meter itu dipimpin Mayor Czi Mujianto dari Zipur Kodam Iskandar Muda di Banda Aceh.
Selama pengerjaan kontruksi jembatan ini, penduduk yang mengemudikan kendaraan diarahkan melalui jalur alternatif yang dibangun masyarakat di kawasan lereng gunung sepanjang 1,2 kilometer. Jalur tersebut tidak ada penerang jalan dan badan jalan sempit sehingga diberlakukan sistem buka tutup.
"Kalau tidak kami bantu arahkan jalan dan sistem buka tutup seperti ini, maka yang kendaraan yang melintas akan terus terjebak macet lama dan panjang. Ini masih di suasana Lebaran kondisi kendaraan roda dua dan roda empat sangat padat," kata Bakri (40), warga Mon Mata yang ikut mengatur lalu lintas di kawasan itu.
Sejauh ini tercatat ada lima unit rumah yang rusak dan hilang dihantam banjir meluapnya Krueng Teunom akibat tingginya curah hujan menjelang Idul Fitri 1436 Hijriah di provinsi ujung barat Indonesia itu.
Pewarta: Anwar
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015