"Kemudian, kita membangun embung ada anggaran Rp100 miliar sekarang ini untuk embung," katanya usai acara Halal Bihalal Keluarga Besar Kementerian Pertanian (Kementan), Auditorium Kementan, Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan pembangunan embung itu akan dilakukan di daerah-daerah endemik kekeringan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan ada kurang lebih 200.000 hektare lahan pertanian yang merupakan daerah endemik kekeringan yang mana seluas 25.000 hektare terancam gagal panen atau puso.
"Ya daerah endemis, kita tahu daerah endemis kekeringan itu kurang lebih 200 ribu hektare, yang puso 25.000 hektare. Kita Kementerian Pertanian mengupayakan memperkecil kehilangan produksi karena kekeringan tahun ini," tuturnya.
Ia mengatakan dalam mengantisipasi kekeringan akibat gelombang panas atau el nino, pemerintah menyiapkan anggaran setelah direvisi sebesar Rp880 miliar.
"Anggaran kekeringan, ada revisi anggaran kemarin itu Rp880 miliar total ya," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya telah memgantisipasi kekeringan dengan membangun irigasi di daerah endemis kekeringan, pompanisasi dan membagikan pompa air kepada petani.
"Kekeringan sudah kita antisipasi lebih awal sejak Januari dengan membangun irigasi, membagikan pompa kemudian alat mesin pertanian, hand tractor dan perbaikan-perbaikan infrastruktur lainnya," tuturnya.
Ia mengatakan selama bulan Ramadan, pihaknya telah mengunjungi daerah-daerah kekeringan.
"Dalam bulan Ramadan kami sudah mengunjungi seluruh daerah-daerah kekeringan. Kami sudah menerima laporan kurang lebih 30.000 hektare kami kunjungi, kemungkinan puso (gagal panen) sangat kecil.
Selain itu, untuk mengantisipasi kekeringan Kementerian Pertanian menyiapkan pompa air kurang lebih 20.000 unit.
"Insyaallah hari senin kami bergerak mengecek langsung lagi hasil-hasil dari pompanisasi dan pembangunan embung serta irigasi yang sudah dibangun. Dan saya yakin ini sangat bermanfaat untuk petani," katanya.
Dalam acara Halal Bihalal tersebut, Menteri Pertanian menyalami satu per satu pegawai Kementerian Pertanian yang telah berkumpul di ruang Auditorium Kementan.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015