Sukabumi (ANTARA News) - Kemarau panjang yang melanda wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menyebabkan ratusan hingga ribuan hektare lahan pertanian terancam kekeringan.Dari laporan yang masuk ke kami, luas lahan pertanian yang rawan kekeringan di bawa 1.000 hektare atau sekitar 500 hektare,"
"Dari laporan yang masuk ke kami, luas lahan pertanian yang rawan kekeringan di bawa 1.000 hektare atau sekitar 500 hektare. Tapi, jika hujan tidak turun dalam beberapa pekan ke depan maka bisa saja luas lahan pertanian yang berpotensi kekeringan meluas," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo di Sukabumi, Sabtu.
Menurutnya, dari pantauan pihaknya lahan pertanian yang rawan kekeringan mayoritas berada di wilayah selatan seperti daerah Pajampangan. Bahkan, setiap musim kemarau daerah tersebut sudah menjadi langganan kekeringan, namun untuk "leading sector" penanganan bencana kekeringan yang melanda lahan pertanian adalah Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan serta Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air.
Namun demikian, pihaknya akan membantu agar kekeringan tidak meluas apalagi daerah selatan juga rawan kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Untuk penanganannya juga pihaknya akan menggandengn DPTP dan Dinas PSDA, tapi untuk kasus kekeringan yang dampaknya langsung kepada masyarakat seperti kesulitan air bersih maka pihaknya akan langsung turun tangan.
"Kekeringan memang sudah menjadi agenda bencana tahunan, untuk mempermudah dalam pengiriman bantuan dan penanggulangannya kami juga sudah memetakan daerah rawan bencana kekeringan yang hampir seluruh kecamatan rawan terhadap bencana ini," tambahnya.
Sementara, Kepala DPTP Kabupaten Sukabumi, Sudrajat mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai antisipasi khususnya lahan pertanian yang sudah dalam masa tanam dan hampir panen. Antisipasi yang dilakukan adalah dengan cara mengganti jenis tanaman dan menggunakan progam pompanisasi.
"Belum ada laporan puso akibat kekeringan ini, namun akibat kemarau ini produksi pertanian berkurang karena banyak petani yang memilih panen lebih awal agar tidak terlalu merugi dan untungnya dalam beberapa hari terakhir juga turun hujan walaupun curahnya tidak terlalu tinggi," katanya.
Pewarta: Aditya A Rohman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015