Dari pantauan di Lebak, Sabtu, menunjukan debit air sungai Ciberang di Desa Pasir Tanjung, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, menyusut drastis hingga lumpur halus dan pasir terlihat menyembul.
Kedalaman air sungai itu hanya 30 sentimeter, padahal biasanya mencapai 2,0 meter.
Pendangkalan Sungai Ciberang itu dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK).
Selain itu, juga air sungai itu disedot dengan menggunakan mesin pompa untuk mengairi sawah.
"Saya kira pendangkalan air sungai ini juga mengganggu terhadap tanaman padi karena banyak yang tidak teraliri," kata Kepala Bidang Sungai Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kabupaten Lebak Didi K.
Ia mengatakan, saat ini sejumlah sungai mengalami pendangkalan akibat musim kemarau tersebut.
Pendangkalan sawah itu antara lain Sungai Ciberang, Ciujung, Cisimeut, Cimadur, Cicinta dan Cimoyan.
Bahkan, penyusutan air sungai itu bisa mengancam krisis air bersih juga menimbulkan gagal panen.
"Kami berharap ke depan melakukan perbaikan sungai diantaranya pemasangan talud juga pendalaman sungai agar tidak terjadi pendangkalan," katanya.
Sementara itu, sejumlah petani di Kabupaten Lebak mengaku akibat dampak kemarau ini sehingga debit air sungai menyusut hingga terjadi pendangkalan.
"Kami usaha ternak ikan hanya mengandalakna sumber air dari sungai, namun saat ini kondisi air sungai mengalami penyusutan," kata Herman, seorang petani peternak ikan lele warga Kecamatan Kalanganyar kabupaten Lebak.
Pewarta: Mansyur
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015