Hal itu dikatakan Mentan dihadapan petani usai melakukan panen perdana padi pada program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) di Desa Tumpukan, Kecamatan Karangdowo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin.
Pada periode Oktober 2013 - Juli 2014, tambahnya, luas areal persawahan yang mengalami kekeringan mencapai 159.000 ha secara nasional sedangkan selama periode Oktober 2014 - Juli 2015 hanya sebesar 57.000 ha.
"Jadi ada areal persawahan yang berhasil kita selamatkan seluas 102.000 ha dari ancaman kekeringan," katanya.
Amran menyatakan, jika satu hektar sawah menghasilkan padi lima ton maka produksi beras yang berhasil diselamatkan pada tahun ini mencapai lebih kurang 500 ribu ton atau senilai Rp2 triliun.
Upaya yang telah dilakukan Kementan untuk mengatasi ancaman kekeringan pada lahan pertanian yakni dengan mendistribusikan pompa air ke petani, yang mencapai 82 ribu unit.
"Baru saja kami tambahkan bantuan 20 unit pompa air, dari target 62 ribu unit sehingga total 82 ribu unit di seluruh tanah air," katanya.
Dia mengakui, secara nasional terdapat 198 ribu ha daerah endemis kekeringan setiap tahun.
Pada kesempatan itu Mentan menyatakan, Bulog siap menyerap gabah petani berapapun banyaknya, apalagi Presiden baru saja menambah anggaran kepada BUMN pangan tersebut sebesar Rp3 triliun untuk pembelian gabah petani melalui Penyertaan Modal Negara, selain dana yang sudah dimiliki Bulog saat ini Rp30 triliun.
Menurut Amran, Bulog diharapkan mampu menyerap gabah petani sebesar 500 ribu ton khusus untuk Jawa Tengah, Jatim 500 ribu ton, Jabar 250 ribu ton dan Sulsel 500 ribu ton.
"Dengan penyerapan itu kita pastikan tahun ini tidak akan ada impor beras," katanya.
saat ini pemerintah menetapkan harga pembelian padi dan beras oleh Bulog untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 3.700 per kg, gabah kering giling (GKG) Rp 4.600 per kg, dan beras sebesar Rp 7.300 per kg
"Produksi terbesar kedua Oktober-Maret (secara nasional) yaitu Jateng termasuk Klaten. Saya minta petani serahkan hasil panennya ke Bulog, minimal 20 persen," katanya.
Sementara itu Kadrive Bulog Jawa Tengah, Usep Karyana yang juga menghadiri panen perdana tersebut mengatakan, saat ini pihaknya sudah ada 200 mitra dari gabungan kelompok tani (Gapoktan), koperasi unit desa (KUD), Perpadi, Pengusaha/Pedagang beras.
"Kami siap beli gabah petani melalui mitra-mitra kami tersebut. Sangat mudah sekali. Hanya butuh surat rekomendasi dari pemda setempat. Semata-mata untuk ketahanan pangan. Ini untuk mempermudah menambah mitra supaya lebih dekat dengan petani," katanya.
Menurut dia, Bulog ingin memutus siklus penjualan padi secara ijon yang selama ini menjerat petani, melalui bermitra dengan Bulog serta menjanjikan pelayanan yang mudah dan pembayaran cepat.
Sabtu-Minggu tetap kami layani pembelian gabah petani bahkan sampai malam," katanya.
Pewarta: Subagyo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015