India masih menjadi negara paling optimistis dengan skor indeks 131, tertinggi sejak 2011, diikuti oleh Filipina dengan skor indeks 122. "Optimisme konsumen pada kuartal kedua ini memang sedikit menurun, namun kami yakin mereka masih memiliki kepercayaan diri atau keyakinan yang tinggi untuk jangka panjang," kata Managing Director Nielsen Indonesia Agus Nurudin, di Jakarta, Rabu.
Menurut Agus, konsumen Indonesia relatif masih optimistis meskipun mengalami penurunan optimisme mengenai prospek lapangan kerja dan keuangan pribadi dalam satu tahun ke depan serta penurunan keinginan untuk berbelanja.
Hampir tujuh atau sepuluh konsumen Indonesia (68 persen) percaya bahwa prospek lapangan pekerjaan dalam satu tahun ke depan masih akan baik atau sangat baik. Angka tersebut menurun enam persen dibandingkan dengan kuartal pertama 2015 yaitu sebesar 74 persen.
Dalam hal optimisme akan kondisi keuangan pribadi dalam satu tahun ke depan, 80 persen konsumen online menyatakan bahwa dalam 12 bulan ke depan kondisi keuangan pribadi mereka akan baik atau sangat baik, turun empat persen dari kuartal sebelumnya.
Sementara itu, pandangan konsumen mengenai belanja juga masih positif, dengan lebih dari setengah (53 persen) konsumen mengindikasikan bahwa waktu 12 bulan ke depan merupakan waktu yang baik atau sangat baik untuk berbelanja barang yang mereka inginkan atau butuhkan. Angka itu menurun tiga persen bila dibandingkan dengan kuartal pertama yang sebesar 56 persen.
Namun demikian, secara umum konsumen online Indonesia masih berpandangan positif dan optimistis.
Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015