Oleh karena itu, masyarakat Jepang ramai mengkonsumsi ikan laut tersebut. Saat ini, olahan Unagi juga dapat dicicipi oleh masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta.
"Di Jepang bulan ini sedang banyak-banyaknya belut, di sana lagi festival belut laut," kata Farid Irawan, Sr. Sous Chef restoran Yoshi Izakaya, Gran Melia Hotel Jakarta, di Jakarta, Rabu.
Olahan Unagi dihadirkan dalam tiga menu set yakni "Unagi Seiro Mushi-Sushi Gozen", "Jyu-Jyu Unagi Steak Gozen" dan "Una-don & Men Combi Set" yang dapat dinikmati mulai 20 Juli hingga 17 Agustus.
Untuk menu "Jyu-Jyu Unagi Steak Gozen", Chef Farid menjelaskan Unagi dimasak dengan cara teppanyaki yaitu cara memasak makanan Jepang di atas hot iron plate.
Unagi yang digunakan dalam menu tersebut adalah Unagi Shirayaki (tanpa bumbu) yang harus diolah dengan saus butter soyu khas bumbu teppanyaki sehingga menghasilkan rasa asin-gurih.
Berberda dengan Jyu-Jyu Unagi, Unagi dalam menu "Unagi Seiro Mushi-Sushi Gozen" memiliki cita rasa manis. Hal tersebut dikarenakan Unagi yang digunakan merupakan Unagi Kabayaki (Unagi dengan saus Kabayaki).
"Berbeda dengan Unagi Shirayaki, Unagi Kabayaki sudah dilengkapi dengan saus Kabayaki. Sebelum di steam dengan nasi, Unagi harus dibakar dulu agar saus meresap, setelah berwarna kecoklatan, Unagi dipotong lalu ditaruh di atas nasi, dan di steam," ujar chef Farid.
Sementara itu, menu "Una-don & Men Combi Set" menurut chef Farid merupakan menu yang paling digemari masyarakat Jepang. Pasalnya Una-don merupakan menu tradisional Jepang.
"Una-don merupakan sajian Unagi dengan nasi. Orang Jepang sukanya yang simpel, satu mangkok sudah ada Unagi dan nasi, langsung makan," kata dia.
"Menu itu sangat tradisional, kalau yang hot plate dan sushi sudah fussion. Dari anak kecil sampai kakek-kakek tau menu tersebut," sambung dia.
Unagi sendiri menurut chef Farid berbeda dengan belut. Dalam bahasa Indonesia Unagi disebut ikan Sidat.
"Unagi bukan belut, tapi Sidat. Unagi kalau diterjemahkan ke bahasa indonesia itu ikan Sidat, bukan belut, banyak yang salah mengartikan itu," ujar dia.
"Belut hidup di air tawar, kalau Sidat biasanya di laut, seperti belut tapi lebih pendek, gendut, dan punya sirip yang menyerupai kuping, sedangkan belut bentuknya ramping dan panjang," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015