Banda Aceh (ANTARA News) - Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh (PDIA) akan memamerkan koleksi langka berupa dokumen-dokumen bersejarah pada acara peringatan 100 tahun Museum Aceh, 30 Juli sampai 4 Agustus 2015 di Banda Aceh.Kami berharap agar generasi sekarang mengetahui sejauh mana upaya yang dilakukan oleh generasi masa lalu dalam memperjuangkan kemerdekaan. Maka penting bagi kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan dengan menguatkan jati diri bangsa."
"Pertimbangan memamerkannya karena koleksi ini langka dan jarang ditemukan di perpustakaan pada umumnya. Acara ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk dapat mengakses dokumen-dokumen ini," kata Direktur PDIA Zunaimar di Banda Aceh, Rabu.
Ia menjelaskan, koleksi yang akan dipamerkan itu berupa karya rekam seperti koleksi foto, sedangkan koleksi karya cetak berupa buku, monograf dan terbitan berkala sejak masa Kesultanan Aceh, masa kolonial Belanda, masa pergerakan kemerdekaan hingga awal kemerdekaan.
Ia mengatakan diantara koleksi yang dipamerkan adalah surat Prince Maurits (surat emas) kepada Sultan Aceh, dokumen pembelian pesawat Indonesia pertama hasil sumbangan rakyat Aceh, Dakota RI-001, foto-foto tokoh, tempat dan peristiwa bersejarah Aceh masa lalu.
Dokumen-dokumen yang dipamerkan nantinya juga memuat berbagai peristiwa bersejarah penting di provinsi ujung paling barat Indonesia itu diantaranya kejadian perebutan senjata Jepang pada masa pergerakan kemerdekaan yang terjadi di beberapa lokasi di Aceh, sejarah pembentukan TNI di Aceh dan sejarah singkat Kodam I Iskandar Muda.
Dokumen eksklusif lain yang dipamerkan adalah terbitan berkala dalam bentuk kliping surat kabar dari tahun 1969 hingga 1980. Selain memuat fakta-fakta penting tentang sejarah Aceh, kumpulan kliping tersebut juga menampilkan tulisan para pelaku sejarah seperti Ali Hasjmy, T.A. Talsya, Tjutje dan yang lainnya.
Zunaimar berharap agar koleksi yang dipamerkan dapat menjadi sarana edukasi bagi pengunjung pameran nasional ini dan menumbuhkan kecintaan terhadap bangsa dan tanah air.
"Kami berharap agar generasi sekarang mengetahui sejauh mana upaya yang dilakukan oleh generasi masa lalu dalam memperjuangkan kemerdekaan. Maka penting bagi kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan dengan menguatkan jati diri bangsa," katanya.
Pewarta: Muhammad Ifdhal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015