"Ini program yang searah dengan program pemerintah karena kami melihat perlu untuk membangun kesadaran sejak dini tentang lingkungan hidup," kata Ilyas Asaad staf ahli Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada acara Toyota Eco Youth ke-9 di Jakarta, Sabtu.
Ilyas Asaad berharap program Toyota Eco Youth dilakukan berkelanjutan dan meluas ke seluruh Indonesia guna membantu pemerintah menuntaskan masalah lingkungan.
"Ini kewajiban pemerintah dan didukung perusahaan seperti Toyota. Pesan kami, atas nama pemerintah, Toyota pantas diapresiasi dan harapannya selalu diteruskan jangan sampai terhenti," imbuhnya.
Toyota Eco Youth pertama kali dilaksanakan pada 2005 dan hingga saat ini telah melibatkan lebih dari 750 sekolah yang mengajukan 2.343 proyek.
"Mendidik generasi hijau memang sangat penting karena Indonesia memiliki pulau, ekosistem, dan sumber daya alam yang banyak dan menjadi sumber kehidupan kita," kata Jatna Supriatna Kepala Pusat Perubahan Iklim Universitas Indonesia yang menjadi salah satu juri Toyota Eco Youth 2015.
Pada Toyota Eco Youth ke-9 telah ditentukan pemenang dari 20 finalis yang disaring dari 1.709 proposal pengajuan program dengan dua kategori pemenang yaitu science dan sosial.
Juara satu kategori Science adalah SMAN 6 Denpasar dengan proyek “Limbah Upacara Yadnya”, juara kedua SMAN 1 Blora “Kincir Angin Sumbu Vertikal dan Solar Cell Pembangkit Listrik pada Perangkap Serangga”, dan juara ketiga SMAN 6 Banjarmasin “Pembuatan Alat Sederhana Penetralisir Air Asam Rawa Gambut Menjadi Air Layak Konsumsi”.
Juara pertama kategori sosial adalah SMAN 19 Bandung dengan proyek "Babarengan:Mengurangi Polusi dengan Berinteraksi”, juara kedua SMAN 5 Surabaya “Cyber Nature”, serta juara ketiga SMAN 1 Ubud dengan proyek “Bike & Walk, Solusi Pencegahan Alih Fungsi”.
Selain itu SMAN 19 Bandung mendapatkan hadiah tambahan pelatihan lingkungan di Jepang karena proyek "Babarengan:Mengurangi Polusi dengan Berinteraksi” menjadi program terbaik Toyota Eco Youth ke-9.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015