Jombang, Jawa Timur (ANTARA News) - Pesantren Tebu Ireng yang terletak di Jombang, Jawa Timur, menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk meningkatkan mutu sumber daya di kawasan lembaga pendidikan berbasis agama tersebut berada.Kami menggandeng LIPI untuk meningkatkan mutu sumber daya di sini baik alam maupun manusianya sendiri,"
"Kami menggandeng LIPI untuk meningkatkan mutu sumber daya di sini baik alam maupun manusianya sendiri," kata Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Salahuddin Wahid yang akrab dipanggil Gus Solah tersebut saat dihubungi Antara dari Jombang, Jawa Timur, Sabtu.
Gus Solah juga mengatakan pihaknya baru saja menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan LIPI pada hari Minggu tanggal 31 Juli 2015 lalu untuk menerapkan aneka penemuan baru dari lembaga tersebut.
"Bentuk kerjasamanya antara lain mengolah kunyit dengan teknologi sehingga yang tadinya harga Rp30 ribu setiap kilo bisa menjadi Rp800 ribu. Naik 20 kali lipat," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Bambang Subiyanto mengatakan pihaknya menyambut baik perjanjian kerja sama tersebut dengan pertimbangan lembaga pendidikan tersebut memiliki SDM yang terdidik.
"Pertimbangannya karena pesantren ini memiliki potensi SDM, lingkungan dan anggaran yang tujuan utamanya agar ketika para santri siap keluar, mereka sudah memiliki bekal teknologi yang mungkin bisa dikembangkan di daerahnya untuk kegiatan ekonomi," kata Bambang.
Ini juga, kata Bambang, terkait dengan program taman teknologi yang dikembangkan oleh Pesantren Tebu Ireng. Contoh dari penerapan taman teknologi Tebu Ireng tersebut adalah seperti dalam pertanian padi yang pada awalnya 7 ton dan dengan implementasi dari teknologi benih dan pupuk bisa diproduksi menjadi 12 ton.
"Nah proses pembuatan pupuknya di taman teknologi itu tadi jadi santri dan masyarakat sekitar yang petani kita beri informasi teknologi, anggaran dari tebu ireng untuk buat alat, kita yang bimbing teknologinya sampai benar-benar jadi usaha," ujarnya.
Selain pertanian padi, Bambang juga mengatakan nantinya akan diterapkan teknologi pengalengan bagi peganan unggulan seperti lele. Lalu air kesehatan dengan tingkat keasaman (ph) delapan.
"Itu kita bisa coba, misal di sini ada sumber air itu kita coba tempatkan teknologi di sini, tentunya yang memelihara nanti tebu ireng nah itu jadi usahanya tebu ireng dengan harapan meningkatkan ekonomi sekitar juga," kata dia.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015