"Rencana hujan buatan itu baru akan direalisasikan kalau badai El Nino berlangsung lebih lama dari perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," kata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin.
Menurut pria yang lebih akrab disapa Ahok itu, rencana penurunan hujan buatan baru dapat dilaksanakan apabila kondisi di ibukota selama musim kemarau sudah benar-benar darurat.
"Penurunan hujan buatan itu membutuhkan dana. Oleh karena itu, sampai dengan saat ini kita masih mencarinya. Hujan buatan itu juga butuh keputusan dari banyak pihak, apakah kondisi ibukota sudah cukup darurat untuk diturunkan hujan buatan," ujar Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menilai kondisi kekeringan saat ini belum darurat sehingga harus segera diturunkan hujan buatan.
Maka dari itu, dia mengaku masih enggan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk hujan buatan tersebut.
Sementara itu, untuk mengatasi masalah kekeringan di sejumlah wilayah ibukota, dia berencana mengirimkan pasokan air melalui Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya ke wilayah yang mengalami kekeringan.
"Untuk saat ini, kita akan segera mengirimkan air ke wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan. Namun tahun depan, kita akan meminta PAM Jaya untuk membangun sendiri pengolahan air melalui dana penyertaan modal pemerintah," ungkap Ahok.
Kondisi El Nino mengakibatkan terjadinya perubahan pada peredaran massa udara yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di Indonesia yang kemudian berakibat pengurangan jumlah curah hujan yang signifikan di Indonesia.
Seperti diketahui, BMKG memprediksi fenomena El Nino akan menguat mulai Agustus hingga Desember 2015.
Hal tersebut menyebabkan musim kemarau di Indonesia terjadi hingga November 2015.
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015