"Saran saya, untuk siapa pun, di mana pun, ceritakan kisahmu. Mulai, selesaikan fimnya, apapun ceritanya, lalu tunjukkan ke orang lain," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Dengan menunjukkan cerita kepada orang lain, tidak hanya memperbaiki kemampuan bercerita, ia juga akan mendapat umpan balik dari orang yang menontonnya.
Dalam film pertama, hasilnya mungkin memang belum begitu baik, namun dapat dicoba pada kesempatan kedua, ketiga, dan seterusnya.
"Dijamin setelah melalui proses ini, kau akan menjadi lebih baik, dalam bercerita," kata dia.
Laki-laki berusia 55 tahun ini melihat teknologi animasi sekarang ini lebih sederhana dan terjangkau sehingga orang yang ingin membuat animasi memiliki cara untuk menunjukkan filmnya pada dunia.
Ia tidak memungkiri memang perlu biaya yang sangat besar untuk memproduksi sebuah film animasi. Tetapi, ia mengingatkan masih ada cara lain untuk mendapatkan dana melalui crowdsourcing, pendanaan dari sejumlah besar orang.
Bila dia seorang pembuat film muda, lanjut del Carmen, dia akan membuat sebuah atau lebih episode lalu menunjukkan pada orang-orang sambil berkata siapa yang ingin membantunya membuat versi yang lebih panjang.
"Saya yakin ada yang mau lihat dan bantu," kata laki-laki yang juga terlibat dalam film "Up" ini.
Bila menunggu investor besar, ada konsekuensi besar juga yang menanti, misalnya mengenai kepemilikan hak cipta.
"Akan jauh lebih baik kalau kau memiliki karakter dan cerita yang kau buat," kata dia.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015