Dalam studi itu, para peneliti dari departemen psikiatri Columbia University Medical Center (CUMC) melibatkan lebih dari 70 ribu perempuan pascamenopause.
Mereka mempelajari indeks glikemik makanan, asupan glikemik, tipe karbohidrat yang dikonsumsi serta depresi yang dialami para partisipan.
Hasil studi memperlihatkan, konsumsi karbohidrat dapat meningkatkan kadar gula darah, tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi.
Lebih lanjut, menurut studi, semakin halus karbohidrat, maka semakin tinggi skor pada skala indeks glikemik (GI). Skala GI, (0-100) mengukur jumlah gula yang ditemukan dalam darah setelah seseorang mengonsumsi makanan.
Makanan olahan seperti roti, nasi putih, dan soda, memicu respon hormonal dalam tubuh sehingga kadar gula darah turun.
Kondisi ini juga menyebabkan mood atau suasana hati seseorang berubah menjadi lebih buruk, kelelahan dan depresi.
Para peneliti menemukan bahwa semakin tinggi skor diet GI dan konsumsi gula meningkatkan risiko depresi pada perempuan pascamenopause.
Sementara konsumsi makanan berserat seperti buah-buahan dan sayuran justru menurunkan risiko depresi.
Temuan ini menunjukkan, intervensi dalam menu diet bisa bermanfaat untuk mencegah depresi.
Kendati begitu, studi lanjutan diperlukan untuk menguji hal ini untuk menentukan pengobatan dan pencegahan risiko pada populasi yang lebih luas, demikian seperti dilansir Eurekalert.org.
Penerjemah:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015