"Mini market itu tempat jual beli bukan untuk memberikan donasi. Kalau mau donasi ya kan ada panti asuhan dan lain sebagainya," kata Ketua YLKI Jambi, Ibnu Kholdun di Jambi, Sabtu.
Saat ini katanya, banyak masyarakat yang mempertanyakan kemana dan kepada siapa uang kembalian yang diminta untuk didonasikan oleh sejumlah minimarket Alfamart yang ada di Jambi itu.
"Awalnya hal ini memang tidak disadari dan dipermasalahkan, karena yang disumbangkan adalah uang kembalian recehan. Namun bila ditelisik lebih teliti, jumlah uang receh yang diterima minimarket tersebut cukup banyak tiap harinya," katanya.
Dia mengungkapkan, YLKI Jambi telah mengadakan pertemuan untuk membahas hal ini, karena masalah permintaan uang kembalian untuk dinonasikan ini bukan hanya terjadi di Jambi tetapi juga terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
"Kita telah rapatkan dengan pengurus YLKI pusat tentang hal ini," katanya menjelaskan.
Bahkan, katanya, beberapa waktu lalu YLKI juga telah memberikan teguran kepada beberapa cabang minimarket tersebut untuk tidak meminta konsumen mendonasikan kembaliannya.
"Kita telah datang ke beberapa cabang minimarket Alfamart di Jambi, tetapi menurut karyawan minimarket, hal itu merupakan peraturan dari perusahaan induk, sehingga pihak cabang tidak bisa bertindak apa-apa," ujarnya.
Agar kegiatan ini tidak terus berlanjut, pihak YLKI kata Ibnu akan mengadakan kunjungan ke kantor induk Alfamart tersebut, dan meminta semua cabang Alfamart di Jambi menghapus semua donasi uang recehan tersebut yang dinilai tidak jelas untuk siapa.
Sementara itu, salah satu pembeli di minimarket tersebut, Hendro, mengaku bahwa setelah transaksi jual beli, uang kembalian receh memang diminta untuk didonasikan. Karena memang nilai kecil dia pun mengiyakan.
"Kalau uangnya disumbangkan kemana saya tidak tau, yang jelas jika ada kembali receh diminta donasi. Jika kita tidak mau mereka juga tidak memaksa," kata Hendro.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015