"Pastikan memang suka. Biarkan simbol yang menempel pada diri benar-benar disukai," kata General Manager The Palace Jeweler Jelita Setifa saat ditemui di Jakarta, Jumat.
Cincin yang akan dipakai seumur hidup itu selain nyaman juga harus cocok dengan karakter diri orang yang memakainya.
Misalnya pada pasangan yang terlihat dari gaya busana maupun pembawaannya menyukai hal-hal yang sederhana, penjual biasanya mengarahkan pada model yang klasik.
Sebaliknya, pribadi yang ramai dapat memilih model yang lebih semarak atau dikenal dengan fancy design.
Harga menurut Jelita bervariasi mulai dari lima juta sepasang hingga ratusan juta. Menurut dia, ada kecenderungan orang yang akan menikah lebih banyak menganggarkan dana mereka untuk keperluan resepsi pernikahan seperti sewa gedung sehingga dana untuk cincin cukup terbatas.
Padahal, menurut dia, cincin akan dipakai setiap hari dan seumur hidup.
"Harga berapa pun yang penting cocok," kata dia.
Sebaiknya, pesan cincin tiga bulan sebelum menikah karena waktu pembuatan cincin dapat memakan waktu dua minggu.
Cincin yang dijual umumnya hanya pajangan. Bila calon pembeli merasa cocok, ia lebih menyukai membuatkan lagi cincin sesuai ukuran yang dipesan.
"Kalau sudah cocok, kami buatkan cincin baru biar nyaman dan durabilitas lebih lama," kata dia.
Bila ingin menggunakan hiasan berlian pada cincin kawin, disarankan memakai emas berkadar di bawah 24 karat. Emas 24 karat terlalu lembut untuk menopang berlian.
Menurut Jelita, bahan untuk cincin laki-laki dapat diganti dengan platinum bila ajaran agama yang dianut tidak menganjurkan laki-laki menggunakan perhiasan emas, meski pun harganya lebih mahal daripada cincin emas.
Bahan lain yang dapat digunakan untuk cincin kawin adalah palladium dan rhodium namun Jelita tidak menyarankan menggunakan metal tersebut karena durabilitas tidak seperti emas. "Kebanyakan gampang tergores, jadi tipis dan akhirnya patah," kata Jelita.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015