Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 1.111 eksemplar novel terbaru Ika Natassa berjudul "Critical Eleven" habis terjual dalam waktu kurang dari 11 menit pada pre-order di enam toko buku online pada awal Juli silam.
"Aku sama sekali nggak menyangka Critical Eleven akan habis kurang dari sebelas menit, bahkan awalnya aku dan tim Gramedia merencanakan pre-order akan dibuka selama sebelas hari, tapi ternyata belum sampai satu hari sudah habis," ujar Ika dalam siaran pers, Selasa.
Critical Eleven bercerita tentang kehidupan cinta pasangan fiksi Ale dan Anya, yang pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Perkenalan itulah yang akhirnya mendatangkan beragam pengalaman bagi mereka berdua, baik menyenangkan maupun tidak. Sebelum menjadi novel, kisah pasangan Ale dan Anya pernah dikenalkan dalam bentuk cerpen di buku kumpulan cerpen Autumn Once More yang terbit 2013.
"Critical eleven dalam dunia penerbangan adalah sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu," tutur Ika.
"Menurutku itu persis seperti waktu kita kenalan sama orang; tiga menit pertama kritis karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan. Sebelas menit itu tercermin dalam kisah Ale dan Anya,” lanjutnya.
Critical Eleven adalah novel ketujuh dari penulis yang dinominasikan menjadi Penulis Muda Berbakat di Khatulistiwa Literary Award tahun 2008 ini, setelah A Very Yuppy Wedding (2007), Divortiare (2008), Underground (2010), Antologi Rasa (2011), Twivortiare (2012), dan Twivortiare 2 (2014). A Very Yuppy Wedding terpilih menjadi Editor’s Choice Majalah Cosmopolitan Indonesia tahun 2008, dan saat ini Antologi Rasa sedang diproduksi untuk diadaptasi menjadi film layar lebar.
"Aku sama sekali nggak menyangka Critical Eleven akan habis kurang dari sebelas menit, bahkan awalnya aku dan tim Gramedia merencanakan pre-order akan dibuka selama sebelas hari, tapi ternyata belum sampai satu hari sudah habis," ujar Ika dalam siaran pers, Selasa.
Critical Eleven bercerita tentang kehidupan cinta pasangan fiksi Ale dan Anya, yang pertama kali bertemu dalam penerbangan Jakarta-Sydney. Perkenalan itulah yang akhirnya mendatangkan beragam pengalaman bagi mereka berdua, baik menyenangkan maupun tidak. Sebelum menjadi novel, kisah pasangan Ale dan Anya pernah dikenalkan dalam bentuk cerpen di buku kumpulan cerpen Autumn Once More yang terbit 2013.
"Critical eleven dalam dunia penerbangan adalah sebelas menit paling kritis di dalam pesawat—tiga menit setelah take off dan delapan menit sebelum landing—karena secara statistik delapan puluh persen kecelakaan pesawat umumnya terjadi dalam rentang waktu sebelas menit itu," tutur Ika.
"Menurutku itu persis seperti waktu kita kenalan sama orang; tiga menit pertama kritis karena saat itulah kesan pertama terbentuk, lalu ada delapan menit sebelum berpisah—delapan menit ketika senyum, tindak tanduk, dan ekspresi wajah orang tersebut jelas bercerita apakah itu akan jadi awal sesuatu ataukah justru menjadi perpisahan. Sebelas menit itu tercermin dalam kisah Ale dan Anya,” lanjutnya.
Critical Eleven adalah novel ketujuh dari penulis yang dinominasikan menjadi Penulis Muda Berbakat di Khatulistiwa Literary Award tahun 2008 ini, setelah A Very Yuppy Wedding (2007), Divortiare (2008), Underground (2010), Antologi Rasa (2011), Twivortiare (2012), dan Twivortiare 2 (2014). A Very Yuppy Wedding terpilih menjadi Editor’s Choice Majalah Cosmopolitan Indonesia tahun 2008, dan saat ini Antologi Rasa sedang diproduksi untuk diadaptasi menjadi film layar lebar.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015