"Produksi padi 7 ton per hektare ini di atas rata-rata nasional karena nasional sekitar enam ton per hektare sehingga angka ini (7 ton per hektare) sudah bagus," katanya usai panen raya padi di pedukuhan Jurug Desa Argosari, Bantul, Rabu.
Sawah seluas 14,7 hektare dengan produktivitas 7 ton padi gabah kering per hektare yang dipanen tersebut merupakan lahan tidur atau bero selama empat tahun karena tidak ditanami petani akibat serangan hama tikus.
Menurut Irjen Kementan, keberhasilan petani dalam mengolah lahan tidur hingga bisa menikmati panen 7 ton per hektare ini tidak lepas dari peran pemerintah dan Badan Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) DIY.
"Kami harapkan ada peningkatan kemampuan kapasitas dalam pendampingan petani, sehingga ke depan labih baik, semua masyarakat, TNI bisa kerja sama, dan selalu optimtis mampu menghasilkan produksi lebih baik," katanya.
Irjen Kementan juga mengatakan, pemerintah Indonesia tahun ini juga merencanakan penambahan luas lahan pertanian sekitar satu juta hektare di seluruh Tanah Air untuk mendukung program ketahanan pangan secara nasional.
"Dengan penambahan luas itu, maka produksinya lebih terjamin, dan di sini beruntung karena lahan sudah tersedia tinggal pengolahannya bagaimana, dan sekarang ini bisa panen lagi walaupun dengan tantangan yang luar biasa," katanya.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015