Kendari (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengajak seluruh pemuda khususnya yang berada di Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk bersama-sama dalam memerangi korupsi.Virus Korupsi kini sudah mulai masuk ke dalam lingkungan keluarga maka dari itu kita harus membentengi pemuda sebagai langkah antisipasi,"
Pimpinan KPK, Adnan Pandu Praja, di Kendari, Rabu mengatakan, memberantas korupsi tentunya bukan hanya tugas KPK, polisi atau pihak kejaksaan, tapi peran serta semua komponen bangsa sangat diharapkan, terutama generasi muda untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
"Virus Korupsi kini sudah mulai masuk ke dalam lingkungan keluarga maka dari itu kita harus membentengi pemuda sebagai langkah antisipasi," ujarnya saat ditemui pada acara festival film antikorupsi di kampus Universitas Halu Oleo Kendari.
Lanjutnya, Pemuda harus terus diberi pemahaman terhadap resiko yang diakibatkan oleh korupsi, sehingga dapat menciptakan gerakan sosial anti korupsi "
Ia menambahkan, Pemuda dan masyarakat harus disadarkan bahwa korupsi merupakan musuh bersama dan harus kita lawan bersama.
Menurutnya, berbagai program telah dilakukan untuk menciptakan kesadaran tersebut termasuk melalui sosialisasi yang terus dilakukan dan mengajak para pemuda untuk membuat film anti korupsi.
Sebab, pemberantasan korupsi akan berhasil jika pemuda ikut terlibat dan berperan serta secara aktif dalam gerakan anti korupsi yang mendorong kesadaran untuk menciptakan perubahan sosial.
"Kita bisa melihat saat ini ada tujuh kasus korupsi yang melibatkan pasangan suami istri, karena itu kita masuk ke generasi muda agar kita bisa membebaskan bangsa dari korupsi,"ujarnya.
Pemuda memiliki peran yang sangat besar sebab mereka merupakan penerus bangsa, maka dari itu untuk menciptakan dan membentuk integritas.
Pemuda harus menjadikan korupsi sebagai musuh bersama sehingga semakin banyak masyarakat yang menyebarkan pesan antikorupsi.
Dalam Pemberantasan Korupsi KPK tidak bisa bekerja sendiri dalam mengemban amanah pemberantasan korupsi sehingga upaya membangun kesadaran dan partisipasi publik tak boleh berhenti.
Pewarta: La Ode Abdul Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015