Uji coba perahu nelayan bertenaga matahari yang disaksikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng Lalu M. Syafriadi itu dilaksanakan di perairan sekitar Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis.
Ditemui usai uji coba dengan menaiki perahu bertenaga matahari milik salah seorang nelayan setempat, Ganjar mengatakan bahwa Pemprov Jateng siap memfasilitasi penggunaan perahu bertenaga surya oleh seluruh nelayan di provinsi setempat.
"Kelebihan perahu nelayan bertenaga matahari ini antara lain, tidak bising, hemat, teknologinya tidak rumit, dan ramah lingkungan, namun harga satu unit mesinnya masih mahal yaitu sekitar Rp250 jutaan tergantung ukuran kapal," katanya.
Menurut Ganjar, diperlukan bantuan dari perbankan jika para nelayan di Jateng mau beralih menggunakan perahu nelayan bertenaga matahari sebagai investasi jangka panjang.
"Saya berharap harganya bisa lebih terjangkau oleh para nelayan dan jika bisa diproduksi di dalam negeri maka akan lebih bagus, apalagi negara Jerman selaku produsen siap melakukan transfer energi dengan Indonesia," ujarnya.
Ganjar juga mengharapkan pemerintah pusat mengambil kebijakan untuk menekan biaya impor mesin perahu bertenaga matahari yang saat ini masih tergolong mahal.
"Mudah-mudahan dengan mesin perahu bertenaga matahari ini bisa menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi nelayan, terutama terkait dengan bahan bakar minyak," katanya.
Franklin Tambunan selaku pelaksana dan konsultan mesin perahu bertenaga matahari yang diproduksi di Jerman menjelaskan bahwa sistem kerja dari alat yang dinamai Torqeedo ini cukup sederhana.
"Panel surya yang dipasang di atas perahu nelayan berfungsi menyerap sinar matahari yang kemudian disimpan ke baterai melalui charger agar bisa menggerakkan mesin," ujarnya.
Menurut dia, dengan mudahnya pengoperasian mesin perahu bertenaga matahari itu maka nelayan yang menggunakannya tidak akan mengalami kesulitan di lapangan.
"Bagian solar cell beserta baterai dan instalasi kabel mampu bertahan hingga 25 tahun serta relatif tanpa perawatan karena berbahan aluminium yang tahan korosi," katanya.
Salah seorang nelayan yang perahunya dipasangi mesin bertenaga matahari mengaku tidak kesulitan dalam mengoperasikan perahunya untuk mencari ikan di laut.
"Suaranya tidak bising dan pemakaiannya mudah, serta lebih hemat, berbeda dengan saat menggunakan mesin tempel yang berbahan bakar solar," ujarnya.
Pewarta: Wisnu Adhi N
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015