"Untuk penggarapan budaya Tiong Hua yang ada di Kalbar saya harapkan bisa ditingkatkan oleh pemerintah daerah, karena jika ini dikelola dengan baik, Pontianak dan Kalbar umumnya bisa meningkatkan kunjungan wisata asing, khususnya dari Tiongkok untuk datang ke Indonesia," kata Arief Yahya di Pontianak, Sabtu.
Selama ini, lanjutnya, kunjungan wisman dari Tiongkok masih kurang dari lima persen dari total wisman negara lainnya yang berkunjung ke Indonesia. Padahal, Kalbar dan Pontianak, potensinya sangat besar untuk menarik wisatawan dari Tiongkok tersebut.
Dia mengungkapkan, beberapa permasalahan yang ada diantaranya, kurangnya promosi yang dilakukan oleh pemda.
"Namun, saya berjanji akan membantu mempromosikan wisata Kalimantan Barat ke Tiongkok," tuturnya.
Permasalahan lainnya, lanjut Arief, belum adanya pengemasan potensi budaya sebagai kegiatan wisata yang potensial yang dilakukan oleh pemda. Diharapkan dengan kegiatan Karnaval Khatulistiwa yang dilaksanakan di Pontianak, bisa menjadi pemicu semangat pemda dan menjadi contoh untuk mengemas kegiatan wisata di Pontianak.
"Paling tidak ini bisa menjadi contoh bagi pemda, khususnya pemkot Pontianak, untuk mengemas event wisata yang baik agar kedepan pemkot Pontianakn dan Pemprov Kalbar bisa mengemasnya lebih menarik lagi dengan modal yang sudah ada sekarang ini," katanya.
Arief menambahkan, permasalahan lain yang dihadapi oleh pemkot Pontianak dan Pemprov Kalbar adalah sulitnya menyisihkan anggaran untuk menggelar kegiatan seperti itu. Padahal, menurutnya hal itu bisa diantisipasi dengan menggandeng beberapa sponsor dari pihak swasta agar mau membantu terlaksananya kegiatan itu.
"Saya yakin, banyak perusahaan swasta yang mau menjadi sponsor untuk setiap kegiatan budaya maupun pariwisata yang akan dilaksanakan oleh pemerintah. Tinggal bagaimana sistem kerjasamanya, karena kalau sama-sama untung, tentu mudah mendapatkan sponsor," katanya.
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015