Kaltim kirim mahasiswa ke Rusia belajar nuklir

28 Agustus 2015 13:54 WIB
Kaltim kirim mahasiswa ke Rusia belajar nuklir
Reaktor nuklir. (istimewa)
Samarinda (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berencana mengirimkan sebanyak 20 orang mahasiswa ke Rusia untuk belajar tentang nuklir pada 2016 mendatang.

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak dalam keterangan tertulis yang dirilis Humas Pemprov di Samarinda, Jumat, mengemukakan pengiriman mahasiswa tersebut untuk mendukung program pemerintah provinsi dalam menyiapkan sumber daya manusia berkualitas di bidang pengelolaan nuklir.

"Pengiriman mahasiswa ke Rusia adalah bagian dari program Beasiswa Kaltim Cemerlang. Sebelumnya sudah ada 100 mahasiswa yang dikirim ke Rusia untuk belajar tentang perkeretaapian," katanya.

Sebelum itu, pada tahun ini Gubernur Awang Faroek akan berkunjung ke Rusia untuk melihat kegiatan pembelajaran di kampus perkeretaapian dan pengelolaan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

"Jadi, tahun ini kita lakukan terlebih dulu penjajakan di Rusia. Apabila kondisi pendidikannya bagus, maka kita akan kirim calon mahasiswa yang terpilih. Diharapkan setelah mereka kembali ke Kaltim mampu mengembangkan pengelolaan PLTN," jelasnya.

Menurut gubernur, pembangunan PLTN sebagai bentuk antisipasi pascatambang batu bara yang kini produksinya terus berkurang, sehingga pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik perlu dilakukan. Untuk itu SDM yang mengoperasikan juga harus disiapkan sejak dini.

Selain itu, Pemprov Kaltim sudah melakukan sejumlah kajian yang diperlukan untuk pembangunan PLTN yang rencananya berlokasi di Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau dan Kecamatan Sangatta, Kabupaten Kutai Timur.

Soal pemilihan kawasan pesisir, tujuannya untuk memudahkan pengangkutan material di awal pembangunan dan kemudian kemudahan menyampaikan pasokan segala kebutuhan.

Bahkan, lanjut gubernur, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) sudah menyampaikan dukungan atas rencana pembangunan PLTN yang prastudi kelayakannya sudah dilakukan sejak 2007-2009.

Dalam kajian tersebut, dua wilayah tersebut (Talisayan dan Sangatta) adalah lokasi paling potensial dan aman berdasarkan pertimbangan tapak, kesiapan teknologi, kondisi infrastruktur, dan potensi pengembangan regional.

Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015