"Waktu saya meninjau Kota Transmigrasi Baru (KTM) di Telang, Banyuasin. Ada laporan bahwa petani di sana dulunya sering dililit utang oleh para rentenir. Kemudian salah satu solusi yang dilakukan adalah dengan menghidupkan program UMKM dan Koperasi. Hasilnya ternyata sangat manjur karena masyarakat bisa lebih mandiri secara ekonomi dan terbebas dari lilitan utang para rentenir," ujar Menteri Marwan saat membuka seminar "Ketransmigrasian bertema Kawasan Transmigrasi Sebagai Daya Tarik Pertumbuhan Ekononi dan Investasi Melaui Agribisnis dan Agroindustri" di Jakarta, Selasa.
Menteri Marwan mengaku sudah sejak awal mengajukan usul pembentukan 5.000 UMKM di daerah-daerah tertinggal dan transmigrasi. Namun sayang usulan ini dicoret oleh Bappenas dengan alasan yang tidak disampaikan dengan jelas.
"Sekarang ingin saya munculkan kembali UMKM di daerah transmigrasi dan pulau terluar. Sebab manfaatnya sangat banyak sekali bagi masyarakat," tegas Marwan.
Menteri Marwan mengaku sangat miris mendengar adanya masyarakat miskin yang dianiaya oleh rentenir hingga meninggal dunia hanya gara-gara menunggak utang sebesar Rp300.000. Penganiayaan yang terjadi di Bekasi, Jawa Barat itu adalah potret realitas sosial yang kemudian menghidupkan para pengijon dan rentenir.
Ketika kondisi ekonomi masyarakat semakin sulit, peran transmigrasi menjadi sangat penting. Baik untuk mengatasi masalah dalam jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Indonesia memiliki bonus demografi yang sangat besar.
Akan tetapi di sisi lain, tidak diimbangi dengan penyebaran sumber daya manusia untuk mengelola kekayaan alam tersebut, sehingga banyak potensi yang tidak tergarap dengan optimal.
Transmigrasi ini, lanjut Marwan, bukanlah program yang menakutkan, akan tetapi program yang menjadi solusi dan harus disambut dengan suka cita.
Program Transmigrasi yang sudah berjalan sejak jaman Orde Baru telah melahirkan 619 kawasan transmigrasi, tersebar di 23 kabupaten dan 13 provinsi. Telah banyak kisah sukses dalam program transmigrasi, namun belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Selama ini, lanjut Marwan, masyarakat desa sangat lekat dengan kemiskinan, ketertinggalan, pengangguran, dan masalah sosial lainnya. Permukiman kumuh dan sempit sering ditemukan di Pulau Jawa sedangkan pulau-pulau di daerah lainnya sulit berkembang karena tidak ada sumber daya manusia untuk bekerja.
"Ini menjadi masalah klasik yang dihadapi bangsa Indonesia. Kemudian transmigrasi hadir untuk mengurai permasalahan ini agar potensi alam yang melimpah bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat," tukas dia.
Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015