Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti tetenger kawasan konservasi gumuk pasir Parangtritis oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan penandatanganan prasasti Parangtritis Geomaritime Science Park oleh Menteri Ristek dan Dikti.
Peresmian itu juga dihadiri pejabat perwakilan Badan Informasi Geospasial (BIG), akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan pejabat perwakilan Pemerintah Kabupaten Bantul.
Kepala Laboratorium Geospasial Pesisir Parangtritis (LGPP) Retno Wulan mengatakan laboratorium yang dibangun pada 2000 ini memperkenalkan informasi geospasial terutama dalam bidang kepesisiran dan kelautan kepada semua lapisan masyarakat.
"Misi LGPP mempunyai visi sebagai center of eccellent kajian geospasial pesisir laut, pendidikan dan pelatihan serta tempat kolaborasi riset geospasial pesisiran dan kelautan tingkan nasional dan internasional," katanya.
Retno mengatakan, dengan diresmikannya menjadi Parangtritis Geomaritime Science Park ini maka laboratorim telah direvitalisasi di segala bidang yang didasari niat untuk berperan dalam peningkatan kesejahteraan rakyat melalui aplikasi teknologi dan riset geospasial.
"Revitalisasi LGPP menjadi Parangtritis Geomaritime Science Park punya peran strategis dalam pembangunan berwawasan spasial kepesisiran dan keluatan sesuai dengan nawacita menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," katanya.
Ia mengatakan, keberadaan Parangtritis Geomaritime Science Park ini nantinya dapat dimanfaatkan oleh Pemda DIY dan Pemkab Bantul sebagai sarana kembang tumbuh ekonomi masyarakat dalam bidang pariwisata, pertanian, kepesisiran dan kelautan.
"Parangtritis Geomaritime Science Park akan berfungsi sebagai pusat restorasi dan konservasi gumuk pasisir serta pengembangan museum gumuk pasir sebagai sarana pendidikan dan penelitian," katanya.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015