Model Rinni Suri adalah salah satunya. Bagi perempuan dengan tinggi badan 177 cm itu, high heels sudah menjadi barang wajib penunjang penampilannya.
"Aku pecinta high heels. Hampir di semua kesempatan aku pakai high heels, tetapi disesuaikan dengan situasinya," ujar Rinni kepada ANTARA News beberapa waktu lalu.
Rinni mengaku sudah belajar mengenakan high heels sejak usianya masih 15 tahun. Saat itu, dirinya baru saja memasuki sekolah model. Lama kelamaan dia merasa nyaman dengan jenis sepatu itu dan menemukan kepercayaan diri darinya.
"Aku belajar pakai heels itu karena masuk sekolah model, di usia 15 tahun. Kalau diperhatiin ya kalau orang pakai flat shoes sama high heels, kayaknya lebih percaya diri yang pakai heels. Itulah alasan aku. Penampilan jadi stunning, sekalipun dengan postur tubuh yang tinggi," kata dia.
Dia berkisah, di suatu waktu, dirinya mengenakan sepatu berhak datar atau flat shoes, lalu ia melihat perempuan berjalan dengan percaya diri mengenakan high heels. Saat itu juga, kata Rinni, seakan saat itu juga muncul rasa minder dalam dirinya.
"Suatu hari aku pakai flat shoes, sekarang kan flat shoes yang lagi tren, aku jalan ke mal terus aku lihat orang pakai heels, jadi iri. Karena melihat orang itu stunning, aku langsung jadi minder. Padahal nothing. Itu hanya konsep dalam pikiran saja," kisah Rinni.
Sekalipun begitu, Rinni tak menampik ada "harga sehat" yang harus dibayarnya karena high heels, yakni rasa sakit.
"Keluhan pegel. Kita enggak selincah kalau pakai flat shoes. Otot-otot di betis agak naik," ungkap dia.
Bila keluhan ini muncul, Rinni mengaku, akan mengangkat kedua kakinya sejajar ke tembok. Cara ini, bagi dia bisa mengurangi rasa pegal dan sakit akibat penggunaan heels.
Bukan sekedar percaya diri
Fenomena para perempuan pecinta high heels khususnya di Jakarta, rupanya mendapatkan perhatian dari seorang penulis Ika Noorharini.
Dalam sebuah buku berjudul," Fenomenologi Wanita Ber-high heels', Ika mengungkapkan bahwa begitu banyaknya perbedaan ungkapan para perempuan yang terkadang logis, sederhana, penuh kalkukasi, patah hati, tentang keputusan mengenakan dan mencintai benda bernama high heels.
"Ada motif, makna, status diri dan perilaku di dalamnya. Wanita merasa percaya diri dan seksi bila berjalan mengenakan sepatu berhak tinggi, dan biasanya sangat mudah tergoda pada sepatu-sepatu dengan desain yang elegan," ungkap Ika dalam bukunya yang belum lama ini diluncurkan itu.
Menurut dia, selain merasa cantik, sebagian perempuan ber-high heels juga merasa up to date dan status dirinya meningkat, sehingga menghasilkan kepuasan diri.
Kesan cantik dan menonjol dari perempuan lain yang muncul dari penggunaan high heels juga diakui konsultan gaya, Khairiyyah Sari.
"Wanita seringkali berpikir harus di-upgrade dengan heels biar terlihat. Sementara untuk style, sebagian wanita selalu berpendapat enggak pakai heels berarti enggak gaya," kata dia.
Menurut Sari, kecintaan pada heels seharusnya tak membuat perempuan melupakan kondisi tubuhnya, terutama kaki. Perempuan harus pandai memilih high heels yang tepat untuk dirinya.
"Misalnya kalau betisnya besar, jangan pakai heels yang ber-platform. Sama halnya dengan perempuan yang kakinya kecil. Jangan sampai ada kesan kakinya semua sepatu. Intinya memakai heels itu harus nyaman," kata dia.
Kemudian, untuk mereka yang berpostur relatif gemuk, sebaiknya hindari heels yang berujung lancip, karena tak akan mampu menopang tubuh. Sebaliknya, Sari menyarankan para perempuan ini mengenakan heels yang berujung lebih tebal dan datar.
"Untuk efek ramping, sebaiknya pilih yang ujungnya runcing," Saran dia.
Sementara itu, lanjut dia, bagi perempuan yang berpostur tubuh relatif tinggi, sebaiknya hindari heels yang terlalu tinggi, misalnya 12 cm.
"Memang tubuh yang tinggi bisa berdampak dia terlihat over confindent. Harus tahu batasan juga. Sebaiknya tidak perlu pakai heels di atas 12 cm, terutama yang kakinya kecil," tutur Sari.
Sari menambahkan, di siang hari, sangat tidak disarankan mengenakan stiletto yang berpadupadan dengan rok mini, karena menimbulkan kesan seperti perempuan pekerja seks komersial.
"Ingat, harus santun. Jangan pakai stiletto dengan padanan hot pants atau rok mini di siang hari. Persepsi heels ditambah rok mini, itu adalah pekerja malam," tambah dia.
Oleh Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015