"ASI mampu menghancurkan selubung virus hepatitis C, virus paling jahat, yang menyebabkan kanker hati," kata Direktur Bina Kesehatan Anak Kementerian Kesehatan, dr. Jane Soepardi dalam Puncak Peringatan Pekan ASI Sedunia 2015 di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pengetahuan ini setidaknya diharapkan mampu membuat ibu tak lalai memberikan ASI pada bayinya.
"Kalau ibu tahu, ibu tidak akan berani tidak memberikan ASI pada bayinya," ujarnya.
Hanya saja, ujarnya, masih ada ibu yang tidak sempat memberikan ASI dengan alasan bekerja.
Data menunjukkan, cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada 2012 baru sekitar 42 persen.
Angka ini menurut Jane, masih di bawah harapan, yakni 80 persen. Oleh karena itu, kata dia, program ASI eksklusif di tempat kerja merupakan terobosan yang diharapkan dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif nasional.
"Dalam hal ini peran berbagai pihak termasuk dunia industri mendukung pencapaian ASI eksklusif sangat penting," kata dia.
Di samping itu, Kementerian Kesehatan melalui sejumlah peraturan, berkomitmen mendukung pemberian ASI eksklusif. Di antaranya UU Kesehatan No 39/2009 pasal 128, UU Ketenagakerjaan No 13/2009 pasal 83, Peraturan Pemerintah No.33/2012 tentang pemberian ASI eksklusif dan Peraturan Menteri Kesehatan No 15 Tahun 2013 tentang cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan memerah ASI.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015