"Pada bulan Maret tahun ini jumlah penduduk miskin mencapai 4,577 juta orang atau meningkat dari jumlah 4,562 juta orang pada bulan September tahun lalu," kata Kepala Bidang Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Erisman di Semarang, Selasa.
Namun secara persentase penduduk miskin di Jawa Tengah tidak naik karena tetap 13,58 persen dari seluruh jumlah penduduk provinsi ini.
Menurut dia, kenaikan jumlah penduduk miskin ini di antaranya karena naiknya jumlah penduduk, selain tidak lepas dari menurunnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga sejumlah komoditas.
Untuk menghitung jumlah penduduk miskin, BPS menggunakan pendekatan kebutuhan dasar makanan dan nonmakanan. Hasilnya sejauh ini, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan di antaranya perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Berdasarkan data BPS, Maret tahun ini sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan mencapai 72,80 persen dan tidak jauh berbeda dari September 2014 sebesar 72,84 persen.
Untuk komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan pada Maret 2015 adalah beras, sedangkan untuk komoditas bukan makanan yang berpengaruh besar adalah biaya perumahan dan bensin.
Erisman menyatakan, untuk mengurangi jumlah penduduk miskin, pemerintah seharusnya memastikan ketersediaan seluruh komoditas di pasaran.
Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015