"PKS mendorong segala upaya untuk membuat politik berbiaya tinggi menjadi berbiaya rendah," katanya di Depok, Jawa Barat, Selasa, usai penutupan Musyawarah Nasional ke-IV PKS.
Dia mengatakan dalam mewujudkan politik biaya rendah, partainya mengusulkan perubahan sistem politik dari proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup.
Menurut dia, perubahan itu juga harus disertai dengan sistem pengkaderan yang baik di internal partai karena proporsional tertutup yang membuat keputusannya adalah parpol.
"Kalau pengkaderannya tidak baik maka bisa terjadi penyalahgunaan, orang bisa menjadi nomor satu bukan karena yang terbaik namun karena dekat dengan ketua umum partai," ujarnya.
Sohibul menjelaskan, sistem proporsional tertutup harus beriringan dengan penguatan pengkaderan partai.
Menurut dia, apabila kedua hal itu tidak bisa dijalankan beriringan maka yang terjadi adalah memindahkan masalah.
"Kalau di proporsional terbuka, masalahnya pertarungan antar anggota namun ketika dipindah ke proporsional tertutup tanpa kaderisasi yang baik maka ada orang pragmatis bergelayutan di ketua umum partai," katanya.
Dia berjanji akan membicarakan usulan partainya itu ke Koalisi Merah Putih (KMP) sehingga semuanya bisa menerima usulan partai tersebut.
Selain itu Sohibul menjelaskan beberapa pandangan partainya terkait kondisi bangsa dalam bidang politik, yang merupakan hasil Munas Ke-IV PKS.
Pertama, menurut dia, PKS siap untuk selalu menjadi oposisi loyal karena bagi partainya, di luar atau di dalam pemerintahan adalah sama-sama mulia.
"Keberadaan KMP dan KIH tetap diperlukan sebagai proses check and balances," katanya.
Kedua, dia menjelaskan, PKS mendorong segala upaya mendukung konsolidasi demokrasi. Menurut dia hal itu bisa dilakukan apabila elemen-elemen demokrasi bisa menjalankan fungsinya masing-masing.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015