Benjolan di leher gejala kanker limfoma

15 September 2015 20:59 WIB
Benjolan di leher gejala kanker limfoma
ilustrasi Kanker Serviks (Istimewa)

Kanker kelenjar getah bening ini bisa tumbuh di mana saja, namun umumnya tumbuh di daerah lipatan lemak, seperti leher, ketiak, dan selangkangan. Yang harus diperhatikan kalau kanker ini tidak terasa sakit dan nyeri,"

Jakarta (ANTARA News) - Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo, Andhika Rachman, mengatakan benjolan atau pembengkakan organ limfatik di daerah seperti leher, ketiak atau pangkal paha merupakan gejala kanker getah bening atau limfoma.

"Kanker kelenjar getah bening ini bisa tumbuh di mana saja, namun umumnya tumbuh di daerah lipatan lemak, seperti leher, ketiak, dan selangkangan. Yang harus diperhatikan kalau kanker ini tidak terasa sakit dan nyeri," kata dia.

Hal itu diungkap dokter yang juga menjadi konsultan divisi hematologi dan onkologi medik departemen ilmu penyakit dalam FKUI tersebut pada peringatan Hari Peduli Limfoma Sedunia yang jatuh pada 15 September di Jakarta, Selasa.

Andhika mengatakan kanker kelenjar getah bening atau limfoma menyerang sel darah putih yang merupakan sistem kekebalan tubuh sehingga bisa menyebar lewat aliran darah atau sistem limfatik dan tumbuh di bagian tubuh, seperti limpa, sumsum tulang belakang, hati dan organ lain.

Gejala awal limfoma yang sering muncul selain pembengkakan organ limfatik, antara lain penurunan berat badan tanpa sebab dalam enam bulan, demam tanpa sebab, berkeringat di malam hari, batuk dan kekelahan.

Namun demikian, masyarakat tidak perlu panik jika ada benjolan di leher diikuti rasa nyeri karena mungkin saja berasal dari peradangan yang memicu terjadi pembengkakan pada tubuh.

Dokter menyarankan masyarakat memastikan lewat pemeriksaan histopatologi dan immunohistokimia sebelum memulai pengobatan untuk mengetahui ada atau tidaknya limfoma.

Setelah pemeriksaan fisik pada pembengkakan organ, dokter selanjutnya akan melakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa jumlah sel darah putih dan substansi "lactate dehydrogenase" (LDH). Nilai LDH yang tinggi menunjukkan pasien terkena kanker limfoma.

Untuk mengobati kanker limfoma, Andhika mengatakan salah satu jenis kanker yang paling umum ditemukan di Indonesia ini tidak boleh dioperasi, melainkan dengan kemoterapi dan radiasi.

"Kalaupun dioperasi, tindakan tersebut hanya untuk diagnosis dengan mengambil sampel jaringan kelenjar getah bening untuk diperiksa (biopsi). Kanker jenis ini hanya sensitif dengan kemoterapi dan radiasi," kata Andhika.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015