Makkah (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memastikan sarana dan prasarana untuk jemaah dalam pelaksanaan puncak haji di Arafah dan Mina yang tinggal seminggu lagi sudah ditingkatkan dibanding tahun-tahun sebelumnya.Alhamdulillah ada peningkatan kualitas layanan haji (tahun ini)"
"Alhamdulillah ada peningkatan kualitas layanan haji (tahun ini)," kata Menag di Makkah, Arab Saudi, Rabu, usai memantau persiapan sarana dan prasarana mulai dari tenda, toilet, karpet, dan lain-lain di Arafah dan Mina.
Ia mencontohkan karpet untuk tenda di Arafah yang semula berupa hambal kotak-kotak berwarna biru dan orange yang tipis dan berdebu, kini diganti dengan karpet bercorak merah yang lebih tebal dan bersih.
"Selain itu ada penyejuk udara dalam tenda," ujar Menag yang dalam kunjungan tersebut juga didampingi oleh 11 anggota Amirul Hajj.
Keberadaan penyejuk udara (air cooler) itu dinilainya sangat penting untuk membuat jemaah merasa nyaman di tengah terik matahari pada saat wukuf nanti.
"Khususnya untuk jemaah yang sudah tua, karena diperkirakan suhu udara pada saat wukuf bisa mencapai 50 derajat," kata di.
Pada kesempatan itu, Menag dan rombongan dipandu Ketua Muasassah Asia Tenggara Muhammad Amin Hasan Indragiri, juga mengunjungi dapur dan toilet yang akan digunakan jemaah pada saat Arafah dan Mina.
Di Mina, Menag menemukan ada toilet yang kerannya bocor dan langsung meminta kepada Maktab (pelaksana operasional akomodasi di lapangan) agar memperbaiki keran yang bocor tersebut.
"Mereka janji akan memperbaiki keran-keran yang bocor itu," katanya.
Ia juga memastikan bahwa layanan katering untuk jemaah bisa terlayani dengan baik. Pada puncak ibadah haji di Armina itu, jemaah akan mendapat tiga kali makan sehari, serta perlengkapan tambahan untuk kopi dan teh.
"Karena itu disiapkan air panas 24 jam bagi jemaah yang ingin minum teh, kopi, dan lainya yang membutuhkan air panas," ujar dia.
Terbatas
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1436H/2015M A Dumyathi B menambahkan bahwa anggaran untuk biaya peningkatan kenyamanan berupa penyejuk udara sangat terbatas.
Idealnya menurut Muassasah per maktab ada 300 penyejuk udara, namun karena anggaran terbatas, maka pengadaan penyejuk udara hanya sekitar 60 per maktab.
"Kami sudah minta Muassasah agar penempatan penyejuk udara proporsional setiap tenda," kata Dumyathi.
Pemerintah tahun ini hanya memiliki anggaran sisa sekitar enam juta riyal (sekitar Rp24 miliar) untuk pengadaan penyejuk udara, sementara Muassasah menawarkan harga sekitar Rp235 miliar.
"Untuk pengadaan penyejuk udara, mereka beli baru sebagai investasi mereka juga," ujar Dumyathi.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015